Rabu, 29 Juni 2016
Jumat, 03 Juni 2016
HIDUP UNTUK MENYAKITI
"Teringatku padamu, kawan lamaku
Kau tanya padaku, apakah hidup menurutku
Kujawab, hidup adalah saling menyakiti
Tatapanmu memintaku tuk beri penjelasan
Lalu tarian gemulai selendangku menjabarkan
Matamu membinar berlian menikmati alunan
Hembusan belaian tarian selendang itu
Sayang.....
Pada dasarnya manusia suka menyakiti
Untuk melindungi hakikat rapuh dirinya
Senjatai raganya dengan ranjau - ranjau tajam
Bahkan tatapan juga lidahnya ia asah
Menjelma pedang mematikan bagi lainnya
Nurani mereka adalah berperang
Yang menyerukan perdamaian
Juga menyerukan peperangan
Jika kau ingin menang
Maka lepaskan hatimu dari kehidupan
Hancurkan segala dengan kehendakmu
Terjauhilah hal yang sakiti dirimu
Ampuni segala perbuatan kotormu
Seolah air suci berpihak kepadamu
Keraskan hatimu lalu kepuasan seutuhnya milikimu
Senyummu tanpa getir perih
Meski tatapmu menerawang sunyi
Sayang.....
Beberapa musim bergulir berganti
Kadang gigil mendiam pikir
Terkadang peluh menggetar sendi
Kita saling berteguh kuasai ego diri
Terhempaslah dan kutub kita tak terkendali
Terbukti sudah tarian selendangku di fikirmu
Bahwa hidup adalah saling menyakiti
........
Kita berjumpa lagi di ujung gunung
Kau dan aku tlah lalui perjalanan panjang
Meski lewati setapak yang berbeda
Namun arah serta tuju kita melangkah piramida
Kau dapatiku tlah tinggalkan pedang
Berjuang dengan tangan hampa
Kau telusuri senyumku
Tak siratkan hidup menyakiti
Kau tertawa usai perhatikan diriku
Ada sebongkah kilau merah tua jernih
Terpasang di dadaku yang terberkati kasih
Hati.....sebongkah hati bersinar dalam hidupku
Berbisiklah engkau dalam lamunku
'Kusuka dirimu saat ini
Lebih menyala dengan pin merah hati itu
Kau nampak manusiawi dibanding permulaan kumengenalmu
Hati itu memerisai dirimu dengan kasih
Teruslah demikian agar kau terjiwai Adelaine'
Aku pun mulai memainkan selendangku
Menari bahagia ikuti alun melodi udara
Lama sudah kulupakan ranjau tajam pelindungku
Oh ssaaayaaang....(menangisku)
Tidak.....kau salah.....(penuh kecewa)
Ku lebih suka mempersenjatai diriku
Maafkan aku....
Aku tak mampu terus kenakan pin itu
Jarumnya menusuk dagingku
Ku tak tahan akan luka ini
Biarkan ku kembali pada hidupku dulu
'Saling Menyakiti'......
Sayang.....
Demikianlah dunia
Tak ada tempat bagi hati pencinta
Maka kuberharap lebih kepadamu
Bangunlah tempat bagiku
Terimalah aku sebagaimana takdirku
Meski tanganku berlatih berpedang lagi"
TRUDIOUS ARTISIA
Kau tanya padaku, apakah hidup menurutku
Kujawab, hidup adalah saling menyakiti
Tatapanmu memintaku tuk beri penjelasan
Lalu tarian gemulai selendangku menjabarkan
Matamu membinar berlian menikmati alunan
Hembusan belaian tarian selendang itu
Sayang.....
Pada dasarnya manusia suka menyakiti
Untuk melindungi hakikat rapuh dirinya
Senjatai raganya dengan ranjau - ranjau tajam
Bahkan tatapan juga lidahnya ia asah
Menjelma pedang mematikan bagi lainnya
Nurani mereka adalah berperang
Yang menyerukan perdamaian
Juga menyerukan peperangan
Jika kau ingin menang
Maka lepaskan hatimu dari kehidupan
Hancurkan segala dengan kehendakmu
Terjauhilah hal yang sakiti dirimu
Ampuni segala perbuatan kotormu
Seolah air suci berpihak kepadamu
Keraskan hatimu lalu kepuasan seutuhnya milikimu
Senyummu tanpa getir perih
Meski tatapmu menerawang sunyi
Sayang.....
Beberapa musim bergulir berganti
Kadang gigil mendiam pikir
Terkadang peluh menggetar sendi
Kita saling berteguh kuasai ego diri
Terhempaslah dan kutub kita tak terkendali
Terbukti sudah tarian selendangku di fikirmu
Bahwa hidup adalah saling menyakiti
........
Kita berjumpa lagi di ujung gunung
Kau dan aku tlah lalui perjalanan panjang
Meski lewati setapak yang berbeda
Namun arah serta tuju kita melangkah piramida
Kau dapatiku tlah tinggalkan pedang
Berjuang dengan tangan hampa
Kau telusuri senyumku
Tak siratkan hidup menyakiti
Kau tertawa usai perhatikan diriku
Ada sebongkah kilau merah tua jernih
Terpasang di dadaku yang terberkati kasih
Hati.....sebongkah hati bersinar dalam hidupku
Berbisiklah engkau dalam lamunku
'Kusuka dirimu saat ini
Lebih menyala dengan pin merah hati itu
Kau nampak manusiawi dibanding permulaan kumengenalmu
Hati itu memerisai dirimu dengan kasih
Teruslah demikian agar kau terjiwai Adelaine'
Aku pun mulai memainkan selendangku
Menari bahagia ikuti alun melodi udara
Lama sudah kulupakan ranjau tajam pelindungku
Oh ssaaayaaang....(menangisku)
Tidak.....kau salah.....(penuh kecewa)
Ku lebih suka mempersenjatai diriku
Maafkan aku....
Aku tak mampu terus kenakan pin itu
Jarumnya menusuk dagingku
Ku tak tahan akan luka ini
Biarkan ku kembali pada hidupku dulu
'Saling Menyakiti'......
Sayang.....
Demikianlah dunia
Tak ada tempat bagi hati pencinta
Maka kuberharap lebih kepadamu
Bangunlah tempat bagiku
Terimalah aku sebagaimana takdirku
Meski tanganku berlatih berpedang lagi"
TRUDIOUS ARTISIA
Rabu, 01 Juni 2016
Langganan:
Postingan (Atom)