Duduk termenung diantara pustaka
Layar imajinya melukis rupa
Seorang yang ia damba
Benaknya berucap kata
Adakah cintaku sesakkan dadamu
Berjuntai mauku inginkan pelukmu
Kuhenti waktu mengiba senyummu
Pingai berkedip hapus imaji
Terpejam mata menelan saliva
Sayapnya bergeliat bawanya terbang
Tembus wewangian udara rimba
Tawanya getar dedaun rimbun
Bermain sepanjang jarum waktu
Nantikan sapa sang pujaan
Yang mengenergi segenap ruhani
Dunianya hanya berkisar kasihnya
Sejauh mana dirinya bermain
Riangnya berpusat di satu fokus
Titik yang menawan jiwanya
Pingai yang malang
Cinta tlah menusukmu
Tepat di jantungmu
Kau tercandu kini"
Trudious Artisia