Lambai daun kelapa menari
Tersenyumku di hamparan pasir
Melihat anak anak dunia bermain
Bersama mereka bangun istana pasir
Kulihat gadis kecil di ujung sana
Sendiri menatap garis laut berombak
Kakinya menikmati hangat pasir
Datanglah gadis angkuh kepadanya
Cari perhatian si gadis kecil
pamerkan atribut kebangsawanannya
Dan sesekali menatap jijik
Tak puas akan respon si gadis kecil
Dia mulai tebar hasut
Hasilnya tak jua memuaskan
Ia membual tentang kehebatannya
Ia pun mendapat sorak sorai
Si gadis kecil tertunduk
Lalu menoleh pada pria di bawah pohon
Bahasa tubuhnya memohon pertolongan
Sang pria berkata 'hentikan',
Sambil bermain gadget di tangannya
Gadis angkuh lelah sendiri
Menepi ke sisi si pria itu
Tak disangka mereka berdua tertawa
Kaji perbuatan yg tlah dipertontonkan
Sikap gadis angkuh menjadi prestasi
Menambah anggun pribadi noraknya
Tak jua puas akan pencapaiannya
Gadis angkuh berdiri melempar pasir
Teriak keji kepada gadis kecil
Tawanya tinggikan harga dirinya
Gadis kecil menatap si pria
Meyakinkan, si pria teriak "cukup"
Lalu kembali pada gadgetnya
Paling tidak dia tak diam semata
Seperti yang disangka....
Sang gadis kecil dibunuh karakternya
Matilah ia terbenam kata buruk
Adakah tangan yang kan mengangkatnya?"
Trudious Artisia