Rabu, 22 Januari 2020

BAPAK

Bapak,
Kita memang tak ternah bicara
Aku tak pernah membanggakan
Namun sungguh aku tak mampu
Menahan sakit bila kau menderita

Bukan aku tak menyayangimu
Hanya tak suka harus seperti orang lain
Lakukan sesuatu tanpa kutau maknanya
Adalah bukan sifat pribadiku

Bapak,
Tuhan menciptaku seperti ini
Kau ingin aku sama dengan lain
Pernahkah aku membohongimu
Mengambil keuntungan atas dirimu?

Mengapa itu bukan hal penting bagimu
Hanya karena aku bukan bintang kelas
Apa Tuhan akan tanya nilai raporku?
Maafkan aku yang tak sepandai mereka

Terima kasih terpaksa dalam pelukku
Di hari penting hendak menghadapNya
Aku bahagia saat itu meski engkau tidak
Cintaku tak sebatas nilai rapor baik

Aku memang tak seberuntung mereka
Namun Aku tak pernah berhenti belajar
Aku hadapi persoalan tanpa mereka tau
Kapan dan di mana aku menangis

Tuhan merawatku dengan baik
Maafkan aku pernah tinggalkanmu
Kala kau tak berdaya hadapi sakitmu
Saat itu sungguh bukan mauku

Aku tak terhenti memikirkanmu
Ingin tetap membantumu walau jauh
Aku tawarkan apapun kemampuanku
Untuk tetap bahagiakan dirimu

Terima kasih 
Jerihmu kini untukku
Dan tlah kugunakan untuk membanggakanmu, bapak"



Trudious Artisia

Selasa, 21 Januari 2020

Mengenangmu


NIFAQ

"Lidah begitu terlatih
Berucap kata sakti
Maaf dan terima kasih
Lancar juga fasih

Terucap lalu menguap
Lebur tanpa makna
Pergi tak bersisa
Tinggalah butiran busa

Mulut melupakan hati
Bicara tanpa arti
Mengumbar sana sani
Dosa seolah tercuci

Sungguh demikianlah bencana
Kerusakan tak berasa
Menyusup bagai bisa
Aura lembut membinasa

Sembunyikan deru sianida
Tampakkan bara cinta
Nyaman dibelai dusta
Hidup bertuan khianat

Mengikuti namun memungkiri
Mengakui namun mengingkari
Lahir batin tak serasi
Hati terkunci mati"


Trudious Artisia