Selasa, 20 Desember 2016

Minggu, 18 Desember 2016

KEBODOHAN DAN KEBENCIAN

Sebuah tulisan tentang kebodohan dan kebencian dalam artikel penyegar batin mengatakan "Kebodohan dan kebencian adalah saudara kembar yang sulit dipisahkan. Manusia semakin bodoh semakin mudah membenci karena minim pengetahuan dan sempitnya pola pikir".

Begitu banyak contoh mengenai sikap tersebut, misal Kurawa yang begitu benci terhadap Pandawa hingga melakukan segala bentuk kecurangan untuk membuat Pandawa menderita. Telah diperingatkan bahwa Kurawa akan mengalami penyesalan yang begitu dalam atas sikapnya terhadap Pandawa. Maka hancurlah Kurawa dalam Bharatayuda.

Adapula contoh kebalikan dari hal itu adalah cerita tentang Bhisma yang selalu mengalah. Betapa sakti dirinya hingga tak ada yang menandinginya, ia tetap mengalah demi kebahagiaan orang lain. Hingga ia terbunuh oleh dendam Amba yang menitis pada Srikandi. Kematian Bhisma menciptakan bau harum sampai kemana  - mana.

Banyak lagi  contoh tentang saudara kembar (kebodohan dan kebencian) itu yang tentunya dapat kita ambil sebagai contoh. Hidup ini adalah soal penerimaan realita, bukan penerimaan kesenangan belaka. Tak ada seorangpun di dunia yang selalu terpenuhi keinginannya. Maka cerdaskan diri kita dalam menjalani realita agar tidak mudah jatuh dalam kebencian" .

Hanya pembelajar yang tulus yang tak mudah membenci.

pesan ini teruntuk yang terkasih PhaNa........


Penuh Cinta
Artisia

Minggu, 11 Desember 2016

Rabu, 07 Desember 2016

Sabtu, 03 Desember 2016

TERGENANG

"Tuhan....
Jika air mata tergenang
Tak berarti berkesah keluh
Hanya efek sensasi perasaan
Yang tak berhasil mencipta kata

Segala Renjana yang Kau batasi
Hingga memaksa diri tunduk
Pada keterbatasan
Akui kuasaMu
Semata tuk selamatkan diri ini
Dari keruh hati
Mencinta dalam hukum kasihMu
Damai senantiasa menghasrat radiyaMu

Engkau buat jantung Cenna berlubang
Apa yang tak dapat Kau perbuat?
Bersamanya teriakku mampu hempas Katrina
Kesenangan yang kan karatkan hati
Kau buat kami menyatu dalam penantian
Agar daya kami tak menoreh badai
Jadikan daya cahaya mentari
Yang mentransformasi segala menjadi keindahan

Lagi....
Engkau narasikan kama diri ini getir
Apa yang tak dapat Kau perbuat?
Nyata sosoknya sekian waktu mencari
Kesenangan yang kan gulitakan hati
Kau buat kami menyatu dalam paradox
Agar nyala gairah padaMu tak meremang
Murnikan benak dari pretensi senang diri
Menuju keselarasan dengan semesta

Tuhan.....
Genangan ini hanya mengenang"

ArtisiaCenna