Matanya memejam
Titik air memutiara di sisi mata
Angin selimuti resah batinnya
Ketika matanya terbuka
Memandang ia ke langit jingga
Lalu pandangannya lurus
Tak dapat kutangkap pusat pandang itu
Kosong tiada titik tegas terlukis
Kembali ia menunduk
Menutup mata
Dahan terayun berirama
Pejam matanya siratkan ketenangan
Mutiara di matanya pun mengering
Angin dan bambu mencipta melodi
Mengalun iringi ketenangan itu
Melodi pun terhenti
Sepi menyelubungi sunyi
Kulihat Pingai kecil menggigil
Dahan terayun bergetar
Pejam matanya mengerut
Kembali kulihat seembun mutiara
Kudekati dirinya
Kemendengar ia menjerit sebuah nama
Terkaget ia ketika membuka mata
Aku ada di hadapannya
Ia pun berlalu pergi
Tinggalkan diriku yang terpatung
Pingai.....
Kau mengajarkan suatu.....
Mencinta hingga terluka"
ArtisiaCenna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar