Sabtu, 30 Desember 2017
Jumat, 29 Desember 2017
PENYENTUH HATI
"Aku boleh mencintai Soekarno
Aku boleh mencintai Maman Suherman
Aku boleh mencintai Sujiwo Tejo
Aku boleh mencintai Khalid bin Walid
Aku boleh mencintai Bisma
Aku boleh mencintai Al - Fatih
Aku boleh mencintai Al masih Isa
Aku boleh mencintai Alexander the Great
Aku boleh mencintai Michael Jackson
Aku boleh mencintai prophet Muhammad
Aku boleh mencintai siapa
Yang menyentuh hatiku
Atas nama cinta aku berdaya"
Artisia Cenna
Aku boleh mencintai Maman Suherman
Aku boleh mencintai Sujiwo Tejo
Aku boleh mencintai Khalid bin Walid
Aku boleh mencintai Bisma
Aku boleh mencintai Al - Fatih
Aku boleh mencintai Al masih Isa
Aku boleh mencintai Alexander the Great
Aku boleh mencintai Michael Jackson
Aku boleh mencintai prophet Muhammad
Aku boleh mencintai siapa
Yang menyentuh hatiku
Atas nama cinta aku berdaya"
Artisia Cenna
Rabu, 27 Desember 2017
PENA TERHADAP KERTAS
"Sore ini....
Tak kulihat burung gereja berjingkat
Di balik jendela kumenerawang
Tak satupun burung gereja bermain
Namun kudengar mereka berbising
Seolah tawakanku dari balik udara
Yah....
Hatiku mengempis
Kurasakan lubang halus
Merongga di hati ini
Suara desisnya mengusik
Sublimkan padat merah itu
Pelan dan pelan pun volumenya terkuras
Rasa ini mengudara
Menarik rasa setahun yang lalu
Kala kau putuskan tuk tinggalkanku
Perasaan ini tak mampu bergerak
Hanya kubisa berucap -ya-
Seketika dingin bekukan diriku
Air matapun tak mengalir
Membatu di celah ujung mataku
Mengapa aku mencintaimu
Bagai pena terhadap kertas
Selalu mencari tuk tuliskan kata
Agar tintanya torehkan makna
Pernah kucoba gapai kertas lain
Ingin kutulis kata di atasnya
Bermakna dalam lembaran itu
Berharap bebaskan kertasmu
Dari hasrat coretanku
Taukah engkau....
Tintaku tak pernah bisa berkata
Sapuannya tak menjadi uraian makna
-Bayangan langkah kepergianmu
Masih menyusup celah nadiku-"
Trudious Artisia
Tak kulihat burung gereja berjingkat
Di balik jendela kumenerawang
Tak satupun burung gereja bermain
Namun kudengar mereka berbising
Seolah tawakanku dari balik udara
Yah....
Hatiku mengempis
Kurasakan lubang halus
Merongga di hati ini
Suara desisnya mengusik
Sublimkan padat merah itu
Pelan dan pelan pun volumenya terkuras
Rasa ini mengudara
Menarik rasa setahun yang lalu
Kala kau putuskan tuk tinggalkanku
Perasaan ini tak mampu bergerak
Hanya kubisa berucap -ya-
Seketika dingin bekukan diriku
Air matapun tak mengalir
Membatu di celah ujung mataku
Mengapa aku mencintaimu
Bagai pena terhadap kertas
Selalu mencari tuk tuliskan kata
Agar tintanya torehkan makna
Pernah kucoba gapai kertas lain
Ingin kutulis kata di atasnya
Bermakna dalam lembaran itu
Berharap bebaskan kertasmu
Dari hasrat coretanku
Taukah engkau....
Tintaku tak pernah bisa berkata
Sapuannya tak menjadi uraian makna
-Bayangan langkah kepergianmu
Masih menyusup celah nadiku-"
Trudious Artisia
Langganan:
Postingan (Atom)