Selasa, 04 Agustus 2020

MENUSUK DARI BELAKANG


KENTUT


ALASAN


KEBO PUNKER


DEDICATED FOR YOU


JANTUNG HATI


LUAPAN CINTA


KEKASIH DARI ARAM TEMARAM


MY ECSTASY


MAHLUK SEMPURNA


Minggu, 02 Agustus 2020

NONA


AKAR HIDUP


PEMUJA


PAGI


AQUARIUM


PLANKTON


CHAOS


KILAT


LALAI


NEGERI POPCORN 6


Sabtu, 01 Agustus 2020

KERAJAAN DUNIA


NEGERI POPCORN 5


NEGERI POPCORN 4


NEGERI POPCORN 3


NEGERI POPCORN 2


NEGERI POPCORN 1

BUNDARAN TULUS


VENUS


ADIL


PARAS


Jumat, 31 Juli 2020

Rabu, 08 Juli 2020

Sabtu, 27 Juni 2020

Renung Pagi

Tak kan lagi kuperkenankan pikiran ini berbicara keburukan. Tuhan, mohon bimbing jiwa ini untuk selalu tegak dalam kebenaran. Tunjukan selalu nilai – nilai hikmah kehidupan. Ku tau bahwa manusia memiliki kualitas kualitas berbeda, itu pun Engkau yang memperkenankannya. Hamba tak pantas menilai kebaikan maupun keburukan dengan standar saya. Maka suka dan tidak suka, baiknya hanya dikarenakan untuk memperoleh kasih dan sayangMu. Hamburkan sensitivitas rasa hamba dalam menjauhi materi materiMu yang membuat saya jauh dariMu. 

Ada suatu yang membuat kualitas diri ini menurun. Dan segera saja Engkau menampakkan itu. Maka hanya cukup dengan keberanian beranjak, bergeser, ataupun menjaga jarak, cintaMu kembali terang membenderangi semesta jiwa ini. Namun sungguh diakui bahwa seringkali mendung menakut nakuti pengambilan langkah. Ruang benak bergemuruh seakan badai besar hendak binasakan diri menelan kedamaian yang telah terbangun. Itulah cara kerja setan dalam memperburuk manusia. Tuhan ada disatu langkah itu namun ada bisikan mengelabui seakan berkah/kebaikan tak akan pernah ada.

Ketika pengetahuan menunjuki untuk memilih keberanian dibanding kepengecutan, seketika itu tanganMu meraih. Menyingkap mendung, hentikan gemuruh. Dan terangMu mulai menyentuh kalbu, menghangatkan jiwa yang pernah tergetar dingin oleh rasa ragu.

Tuhan Engkaulah yang akan menjagaku.

Rabu, 10 Juni 2020

CAPPUCINO

"Ketika itu aku adalah bubuk cappucino instan yang menyatu antara espresso dan susu. Aromaku membaur legit bertekstur kristal coklat putih.


Seseorang menuangku di cangkir bening. Menyeduhnya dengan didih air. Mengagumkan, busa menghias di atas cangkir dan bertabur serbuk coklat.


Lihatlah, aku memisah antara espresso, susu dan busa. Tegukan krim busa di awal, diikuti kopi bercampur susu. Bersisa rasa leleh coklat di langit - langit mulut.


Dalam hidup ini terkadang perlu berjarak. Betapa tersiksa kala hati dan pikiran bergantung pada seorang yang tak berimbang rasa.


Menemukan ikatan rasa yang sesuai tak semudah menyeduh cappucino instan. Namun yakinlah bahwa energi rasa tak tak pernah tolak menolak. Kekuatannya menarik frekuensi setara. 


Kau hanya perlu menyapu ruang, membatas dari kerapatan ketergantungan. Maka energi sepadan itu akan mengisi ruangnya.


Perlahan lepas sensasi gelora yang pernah ada. Batasi luapan gembira atasnya. Bebanmu mulai meringan dan hidupmu mulai selegit cappucino berkualitas."


Trudious Artisia

Minggu, 26 April 2020

TERANG REDUP

Mencintaimu tak pernah naik turun
Hanya rasa percaya diriku
Sering kali terang redup
Bagai rembulan yang cahayanya
Bergantung sinar sang Bhaskara
Bila redup itu tiba
Udara sekejap mengikis ragaku
Menyublim ku pada percepatan dahsyat
Aku ingin menghilang lenyap


Ku tak mampu reguk bahagia
Pabila tak mampu tuangkan suka
Hadir kesadaran mencabik pikirku
Menyeret dalam dimensi ketidaksadaran
Aku malu pada Tuhan
Tatkala syukuri cinta itu
Lantas apakah ku harus meratap
Sedang itu tak jua mati
Meski pernah tak tersirami
Ku tak mencapai titik
Mana yang Kau kehendaki
Bagaimana jika ini jalanku
Siapapun tak pernah tau
Kepastian sepenuhnya milikMu
Tugasku mengkalibrasi jiwaku
Untuk bersenyawa dalam ketaatan


Tuhan...
Jika aku air
Ku tak akan berharap menjadi api
Jika aku tanah
Ku tak akan berhasrat menjadi udara



Trudious Artisia

Rabu, 22 Januari 2020

BAPAK

Bapak,
Kita memang tak ternah bicara
Aku tak pernah membanggakan
Namun sungguh aku tak mampu
Menahan sakit bila kau menderita

Bukan aku tak menyayangimu
Hanya tak suka harus seperti orang lain
Lakukan sesuatu tanpa kutau maknanya
Adalah bukan sifat pribadiku

Bapak,
Tuhan menciptaku seperti ini
Kau ingin aku sama dengan lain
Pernahkah aku membohongimu
Mengambil keuntungan atas dirimu?

Mengapa itu bukan hal penting bagimu
Hanya karena aku bukan bintang kelas
Apa Tuhan akan tanya nilai raporku?
Maafkan aku yang tak sepandai mereka

Terima kasih terpaksa dalam pelukku
Di hari penting hendak menghadapNya
Aku bahagia saat itu meski engkau tidak
Cintaku tak sebatas nilai rapor baik

Aku memang tak seberuntung mereka
Namun Aku tak pernah berhenti belajar
Aku hadapi persoalan tanpa mereka tau
Kapan dan di mana aku menangis

Tuhan merawatku dengan baik
Maafkan aku pernah tinggalkanmu
Kala kau tak berdaya hadapi sakitmu
Saat itu sungguh bukan mauku

Aku tak terhenti memikirkanmu
Ingin tetap membantumu walau jauh
Aku tawarkan apapun kemampuanku
Untuk tetap bahagiakan dirimu

Terima kasih 
Jerihmu kini untukku
Dan tlah kugunakan untuk membanggakanmu, bapak"



Trudious Artisia

Selasa, 21 Januari 2020

Mengenangmu


NIFAQ

"Lidah begitu terlatih
Berucap kata sakti
Maaf dan terima kasih
Lancar juga fasih

Terucap lalu menguap
Lebur tanpa makna
Pergi tak bersisa
Tinggalah butiran busa

Mulut melupakan hati
Bicara tanpa arti
Mengumbar sana sani
Dosa seolah tercuci

Sungguh demikianlah bencana
Kerusakan tak berasa
Menyusup bagai bisa
Aura lembut membinasa

Sembunyikan deru sianida
Tampakkan bara cinta
Nyaman dibelai dusta
Hidup bertuan khianat

Mengikuti namun memungkiri
Mengakui namun mengingkari
Lahir batin tak serasi
Hati terkunci mati"


Trudious Artisia