Jumat, 07 Agustus 2020
Kamis, 06 Agustus 2020
Rabu, 05 Agustus 2020
Selasa, 04 Agustus 2020
Senin, 03 Agustus 2020
Minggu, 02 Agustus 2020
Sabtu, 01 Agustus 2020
Jumat, 31 Juli 2020
Rabu, 08 Juli 2020
Sabtu, 27 Juni 2020
Renung Pagi
Tak kan lagi kuperkenankan pikiran ini berbicara keburukan. Tuhan, mohon bimbing jiwa ini untuk selalu tegak dalam kebenaran. Tunjukan selalu nilai – nilai hikmah kehidupan. Ku tau bahwa manusia memiliki kualitas kualitas berbeda, itu pun Engkau yang memperkenankannya. Hamba tak pantas menilai kebaikan maupun keburukan dengan standar saya. Maka suka dan tidak suka, baiknya hanya dikarenakan untuk memperoleh kasih dan sayangMu. Hamburkan sensitivitas rasa hamba dalam menjauhi materi materiMu yang membuat saya jauh dariMu.
Ada suatu yang membuat kualitas diri ini menurun. Dan segera saja Engkau menampakkan itu. Maka hanya cukup dengan keberanian beranjak, bergeser, ataupun menjaga jarak, cintaMu kembali terang membenderangi semesta jiwa ini. Namun sungguh diakui bahwa seringkali mendung menakut nakuti pengambilan langkah. Ruang benak bergemuruh seakan badai besar hendak binasakan diri menelan kedamaian yang telah terbangun. Itulah cara kerja setan dalam memperburuk manusia. Tuhan ada disatu langkah itu namun ada bisikan mengelabui seakan berkah/kebaikan tak akan pernah ada.
Ketika pengetahuan menunjuki untuk memilih keberanian dibanding kepengecutan, seketika itu tanganMu meraih. Menyingkap mendung, hentikan gemuruh. Dan terangMu mulai menyentuh kalbu, menghangatkan jiwa yang pernah tergetar dingin oleh rasa ragu.
Tuhan Engkaulah yang akan menjagaku.
Ada suatu yang membuat kualitas diri ini menurun. Dan segera saja Engkau menampakkan itu. Maka hanya cukup dengan keberanian beranjak, bergeser, ataupun menjaga jarak, cintaMu kembali terang membenderangi semesta jiwa ini. Namun sungguh diakui bahwa seringkali mendung menakut nakuti pengambilan langkah. Ruang benak bergemuruh seakan badai besar hendak binasakan diri menelan kedamaian yang telah terbangun. Itulah cara kerja setan dalam memperburuk manusia. Tuhan ada disatu langkah itu namun ada bisikan mengelabui seakan berkah/kebaikan tak akan pernah ada.
Ketika pengetahuan menunjuki untuk memilih keberanian dibanding kepengecutan, seketika itu tanganMu meraih. Menyingkap mendung, hentikan gemuruh. Dan terangMu mulai menyentuh kalbu, menghangatkan jiwa yang pernah tergetar dingin oleh rasa ragu.
Tuhan Engkaulah yang akan menjagaku.
Kamis, 25 Juni 2020
Rabu, 24 Juni 2020
Rabu, 10 Juni 2020
CAPPUCINO
"Ketika itu aku adalah bubuk cappucino instan yang menyatu antara espresso dan susu. Aromaku membaur legit bertekstur kristal coklat putih.
Seseorang menuangku di cangkir bening. Menyeduhnya dengan didih air. Mengagumkan, busa menghias di atas cangkir dan bertabur serbuk coklat.
Lihatlah, aku memisah antara espresso, susu dan busa. Tegukan krim busa di awal, diikuti kopi bercampur susu. Bersisa rasa leleh coklat di langit - langit mulut.
Dalam hidup ini terkadang perlu berjarak. Betapa tersiksa kala hati dan pikiran bergantung pada seorang yang tak berimbang rasa.
Menemukan ikatan rasa yang sesuai tak semudah menyeduh cappucino instan. Namun yakinlah bahwa energi rasa tak tak pernah tolak menolak. Kekuatannya menarik frekuensi setara.
Kau hanya perlu menyapu ruang, membatas dari kerapatan ketergantungan. Maka energi sepadan itu akan mengisi ruangnya.
Perlahan lepas sensasi gelora yang pernah ada. Batasi luapan gembira atasnya. Bebanmu mulai meringan dan hidupmu mulai selegit cappucino berkualitas."
Trudious Artisia
Minggu, 26 April 2020
TERANG REDUP
Mencintaimu tak pernah naik turun
Hanya rasa percaya diriku
Sering kali terang redup
Bagai rembulan yang cahayanya
Bergantung sinar sang Bhaskara
Bila redup itu tiba
Udara sekejap mengikis ragaku
Menyublim ku pada percepatan dahsyat
Aku ingin menghilang lenyap
Ku tak mampu reguk bahagia
Pabila tak mampu tuangkan suka
Hadir kesadaran mencabik pikirku
Menyeret dalam dimensi ketidaksadaran
Aku malu pada Tuhan
Tatkala syukuri cinta itu
Lantas apakah ku harus meratap
Lantas apakah ku harus meratap
Sedang itu tak jua mati
Meski pernah tak tersirami
Ku tak mencapai titik
Mana yang Kau kehendaki
Bagaimana jika ini jalanku
Siapapun tak pernah tau
Kepastian sepenuhnya milikMu
Tugasku mengkalibrasi jiwaku
Untuk bersenyawa dalam ketaatan
Tuhan...
Jika aku air
Ku tak akan berharap menjadi api
Jika aku tanah
Ku tak akan berhasrat menjadi udara
Trudious Artisia
Tugasku mengkalibrasi jiwaku
Untuk bersenyawa dalam ketaatan
Tuhan...
Jika aku air
Ku tak akan berharap menjadi api
Jika aku tanah
Ku tak akan berhasrat menjadi udara
Trudious Artisia
Rabu, 22 Januari 2020
BAPAK
Bapak,
Kita memang tak ternah bicara
Aku tak pernah membanggakan
Namun sungguh aku tak mampu
Menahan sakit bila kau menderita
Bukan aku tak menyayangimu
Hanya tak suka harus seperti orang lain
Lakukan sesuatu tanpa kutau maknanya
Adalah bukan sifat pribadiku
Bapak,
Tuhan menciptaku seperti ini
Kau ingin aku sama dengan lain
Pernahkah aku membohongimu
Mengambil keuntungan atas dirimu?
Mengapa itu bukan hal penting bagimu
Hanya karena aku bukan bintang kelas
Apa Tuhan akan tanya nilai raporku?
Maafkan aku yang tak sepandai mereka
Terima kasih terpaksa dalam pelukku
Di hari penting hendak menghadapNya
Aku bahagia saat itu meski engkau tidak
Cintaku tak sebatas nilai rapor baik
Aku memang tak seberuntung mereka
Namun Aku tak pernah berhenti belajar
Aku hadapi persoalan tanpa mereka tau
Kapan dan di mana aku menangis
Tuhan merawatku dengan baik
Maafkan aku pernah tinggalkanmu
Kala kau tak berdaya hadapi sakitmu
Saat itu sungguh bukan mauku
Aku tak terhenti memikirkanmu
Ingin tetap membantumu walau jauh
Aku tawarkan apapun kemampuanku
Untuk tetap bahagiakan dirimu
Terima kasih
Jerihmu kini untukku
Dan tlah kugunakan untuk membanggakanmu, bapak"
Trudious Artisia
Selasa, 21 Januari 2020
NIFAQ
"Lidah begitu terlatih
Berucap kata sakti
Maaf dan terima kasih
Lancar juga fasih
Terucap lalu menguap
Lebur tanpa makna
Pergi tak bersisa
Tinggalah butiran busa
Mulut melupakan hati
Bicara tanpa arti
Mengumbar sana sani
Dosa seolah tercuci
Sungguh demikianlah bencana
Kerusakan tak berasa
Menyusup bagai bisa
Aura lembut membinasa
Sembunyikan deru sianida
Tampakkan bara cinta
Nyaman dibelai dusta
Hidup bertuan khianat
Mengikuti namun memungkiri
Mengakui namun mengingkari
Lahir batin tak serasi
Hati terkunci mati"
Trudious Artisia
Berucap kata sakti
Maaf dan terima kasih
Lancar juga fasih
Terucap lalu menguap
Lebur tanpa makna
Pergi tak bersisa
Tinggalah butiran busa
Mulut melupakan hati
Bicara tanpa arti
Mengumbar sana sani
Dosa seolah tercuci
Sungguh demikianlah bencana
Kerusakan tak berasa
Menyusup bagai bisa
Aura lembut membinasa
Sembunyikan deru sianida
Tampakkan bara cinta
Nyaman dibelai dusta
Hidup bertuan khianat
Mengikuti namun memungkiri
Mengakui namun mengingkari
Lahir batin tak serasi
Hati terkunci mati"
Trudious Artisia
Langganan:
Postingan (Atom)