Jumat, 22 Maret 2019

KEPURAAN GARAMI LUKA

"Saat panah hujani tanahku
Kau berdiri sekedar melihat
Saat darahku bercucur mengalir
Kau menatap hanya terdiam

Seolah batinmu menyeru tegas
Tarik kuat busur - busurnya
Lesatkan anak panah menghujam
Semakin deras semakin memukau

Jerit tepuk tanganmu girang
Langkahmu pasti penuh simpati
Redup sendu tatapmu mengasihani
Kau mengharap aku mati

Ku tak butuh ibamu
Kepuraanmu garami luka nanar
Yang tercaci tajam panah
Penuh benci berkedok manis

Kuberjalan meski langkah terseret
Tak kurasai perih merintih
Larutan garam lembut meresap
Kutelan ludah menahan sakit

Gontai kuterkapar tiada daya
Tergambar kala kulari seketika
Memerisai engkau dari panah
Yang terentang di depan dada

Kurela tertembus tajam panah
Tak ingin kau tergores
Dan melemah bagai pecundang
Meski kuharus memejam mata"


Trudious Artisia

3 komentar: