Sabtu, 18 Maret 2017

ADAKU IV

Waktu melambat kala kita saling membenci. Kebencian membuat kita berpikir celaka akan suatu hal, sangat melelahkan pilihan itu. Mampukah kesombongan manusia melawan irama alam?

 Jangan pernah khawatir kalian tak akan kebagian ujian Tuhan. Bukankah Allah telah berfirman:

Dan, sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah – buahan. Dan berikanlah berita  gembira kepada orang – orang yang sabar. (yaitu) Orang – orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘inna lillahi wa innailaihi raaji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang – orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2]: 155-157).

Telah jelas itu semua maka untuk apa kalian bersedih ketika manusia membencimu.   
Telah pasti juga Tuhan memiliki ragam cara dalam mengasihimu selama kalian meletakkan hidup kepadaNya.

Aku bertanya kepadamu, bagaimana engkau menjelaskan dengan sederhana tentang kata ikhlas? 

Engkau menutup mata sebentar lalu menatap keatas dan berkata (aku suka gayamu yang begitu), Ikhlas bagiku bagai cara orang – orang yang mengakatan pada akhir ceritanya “Nggih pun pripun maleh”. Lalu kau diam menatapku dengan maksud agar aku menjabarkan maksud kata – katamu. Selalu begitu, ketika aku bertanya engkau malah membuat pernyataan yang membuatku berpikir.
Selalu begitu.....

Kucoba pahami alurmu. ‘Nggih pun pripun maleh’ adalah ketika kehidupan tak sesuai rancangan kita dan kita sudah mengusahakannya, manusia dengan segala kerendah hatiannya musti menerima keputusan Tuhan dengan sikap positif.

Setelah kau mendengar pendapatku, kau hanya mengangkat alis dan berkata "kira kira begitulah"......

Aku tau itu artinya kau kurang puas dengan pendapatku. Namun kau sendiri pun selalu susah menumpahkan isi pikiranmu dengan sederhana. Kau sedikit memaksa orang lain untuk memahaminya. Masih kuingat kata - katamu, 'jika diamku saja kau tak mengerti bagaimana kau memahami kata - kataku'.

Sebelum mengakhiri perbincangan itu kau hanya mengatakan “pada akhirnya kehidupan ini adalah nggih pun pripun maleh.”

Jumat, 17 Maret 2017

ADAKU III

Malam yang dingin......  

Biarkan kumenyapamu,  sedikit kuceritakan tentang pengalamanmu yang hanyut dalam buku satanis. Hari itu kau sedang membaca buku tentang ordo persaudaraan yang konon itu adalah ordo penyembah setan. Katamu mereka melakukan ritual - ritual yang aneh seperti acara pengorbanan.  

Lalu kau ceritakan ini sambil tertawa - tawa geli.  

Kau hentikan sejenak bacamu karna ingin mandi (terkadang kau lupa mandi kalau sedang menikmati bacaan yang mereka bilang bacaan berat hehehehe).  

Di dalam kamar mandi pikiranmu menelusur bacaan itu. Kau coba masuk dalam alur ordo tersebut. Pikiranmu terasa diselimuti kengerian. Bayangan perang (semua perang, PD I, PD II, perang salib, dsb) melewati pikiranmu secara acak. Lalu baru kau sadar bahwa kau lupa membawa handuk. Engkau teriak memanggil keponakanmu, "ndok.....ndoookkk.....nndooookkkkkkk". Tak ada suara jawaban. Kau tak mau merepotkan siapapun maka kau memakai rokmu sampe ke dada untuk membalut tubuh sementara.

Kemudian kau keluar sambil berdendang, katamu segar membuatmu bersemangat. Sampai depan kamar dirimu kaget ada seorang pria tiduran memegang hp dan melihatmu dengan ekspresi seperti orang gila. Kau melangkah mundur, pelan sambil bergumam "Ya Allah....siapa itu ya Allah". Pikirmu, mati aku mati...ada seorang pria masuk rumah, di kamar pula. Kau remas erat rok penutup dada untuk melindungi dirimu. Kau takut dengan keadaan seperti ini dia makin ganas terhadapmu.

Kau beranikan diri maju lagi untuk melihatnya. Kamar itu agak gelap karna tirainya ia tutup. Samar tak bisa jelas melihat parasnya karna matamu minus. Waktu kau sampai di pintu kamar lagi untuk memastikan, ia berekspresi mengagetkan lg dengan ekspresi gila seperti tadi (tangan kakinya merentang meski tiduran, matanya melotot, mulutnya mengatakan "Hhhllaaaaa" dengan gaya mulut aneh).  Kau pun mundur perlahan dengan gemetar hampir menangis karena takut. Kau berdoa meminta perlindungan Tuhan. Katamu engkau pasrah kali itu, pasti dia akan berbuat jahat padamu. Ngeri karna rumah nampak sepi. Lalu sedikit kau dengar suara seorang sedang masak di dapur. Kau merasa lega berharap itu adalah asisten rumah  tangga yang sedang menyiapkan masakan untuk kalian.

Agak ragu dan bergetar kau berkata "mbak Ipah niku sinten mbak Ipah....."

Dia menjawab lirih "ya sapa?"  

Kau tanya lagi karna sepertinya ia tak menghiraukan ketakutanmu, mungkin karna kau kebanyakan bercanda "niku loh mbak Ipah, ten kamar tiang jaler"

Tetap menggoreng, ia menjawab "sapa maneh sih, kan niku adekke njenengan"  

Penjelasannya tak begitu jelas terdengar karna pikiranmu sudah tak karuan. Kau mencoba tenang karna asisten itu tidak ikut panik. Itu artinya kau perlu berpikir santae sejenak meski keraguan masih selimuti pikiranmu. Lalu Entah energi apa yang mendorongmu untuk maju lagi dan tertawa lalu memukul pria itu. Dia adalah adek yang baru datang dari luar kota. Setelah mendengar suaranya menertawaimu, kau baru yakin benar bahwa itu dirinya.  

Akhirnya cerita itu menjadi topik ramae di keluarga. Semua tertawa akan cerita konyol itu. Kau katakan buku satanis mempengaruhi pikiranmu saat itu. Dan lagi penampilan adekmu yang memakai celana pendek dan kaos dengan badannya yang melebar juga perutnya nampak menonjol membuatmu berpikir ada orang gila masuk rumah dan tiduran di kasur.

Kau menggelikan.......

ADAKU II

Kulihat ceria di matamu dalam kesalmu.

Kala itu kau dan kakakmu berbincang - bincang tentang kehidupan. Saat mulai bosan, kau ingin melanjutkan bacaanmu. Dengan hening kau membenci panggilan kakakmu karna mengganggu konsentrasi bacamu. Namun bagaimanapun juga kau tetap memberi perhatianmu untuk menghormatinya.

Dia bilang "kamu mau ga aku belikan baju ini?", sambil utak atik hp nya.
Dengan gembira kau jawab "Mau mbak mau".  

"Sepertinya ini cocok buatmu, pas, bagus untuk kamu. Kalo aku ga bagus sih pake itu" berkata ia tanpa menatapmu.
Kau senang sekali karna pasti dia tau seleramu yang sederhana namun aneh - aneh dikit "iyah mbak, mana mbak coba kulihat".  

"Bentar yah aku cariin bentar" "Ini dia nih kayak gini" sambil ia sodorkan layar hp-nya padamu.  

Seketika kulihat kau melotot dan memaki - maki ia dengan kata kasar khas dirimu. Belum puas, kau memaki sambil menunjuk mukanya. Saking kesalmu melihat ekspresinya yang hanya duduk  dan senyum lebar meringas meringis sambil melihatmu marah - marah, kau mendengus kesal padanya.  

Dia tetap tertawa puas melihatmu kesal padanya. Bagaimana tidak kesal, engkau sudah girang saja dengan kebaikannya akan membelikanmu baju. Kau membayangkan betapa bagusnya memakai baju yang sengaja ia pilihkan untukmu (kauyakin sekali dia mengerti betul seleramu). Kau mengumpatnya setelah melihat gambar anak perempuan kecil gendut memakai baju puteri duyung yang sedang bermain di pantai. Fotonya sangat menggelikan sekaligus menjijikan karna terbayang engkau memakainya.

Kau memang kasar, tak peduli pada siapa kau berhadapan. Kalau sudah terganggu kau mudah memaki, meski kuakui kecantikanmu tak hilang dengan kekasaranmu.  

Namun entah kenapa sehari setelah itu aku malah tertawa - tertawa sendiri teringat ekspresimu itu. Kau yang terbiasa membodohi orang lain, ternyata kau marah juga saat dikerjain.  

Begitulah terkadang sesuatu yang memuakkan bisa menjadi hal menggelikan bagi kita.

Sabtu, 11 Maret 2017

ADAKU I

Pagi ini kau bercerita padaku tentang seseorang yang menghabiskan waktunya untuk menyakitimu. Aku diam mendengarnya, ada getar sedih yang kutangkap dalam nada suaramu. Jika boleh kuartikan getar nada itu adalah getar sedih yang penuh keprihatinan.  Awalnya aku beramsumsi engkau sedih karna perlakuan wanita itu kepadamu, namun di akhir kau bercerita kuberkesimpulan lain. Engkau sedih merasakan betapa kasihan wanita itu yang secara sadar merusak batinnya sendiri dan menunjukan kegagalan dirinya membentuk pribadi yang mempesona.

Segala rasa hormatmu yang tinggi terhadap manusia lain tak kulihat di dirimu terhadapnya. Kudapati suaramu merasakan malu pada cara wanita itu menyakitimu. Kau kasihan pada kenorakan yang ada pada pribadi wanita itu.

Aku suka caramu menanggapinya. Pengabaianmu terhadapnya menunjukan tingkatmu yang berbeda darinya. Aku tau kau akan menanggapi seseorang yang levelnya lebih darimu, paling tidak sama denganmu. Aku juga suka padamu yang tidak mudah tertarik pada level wanita itu, sekuat apa dirinya menarikmu.

Yang lebih membanggakan adalah kesimpulanmu, bahwa ia tak memiliki atau gagal memaknai kebahagiaan sejati . Kau bilang, seseorang yang mencari perhatian musuh dengan menunjuk nunjukan gambar kemesraan adalah kepalsuan. Sebuah kebodohan nyata bagi seseorang sepertimu. Sebab jika ia memang bahagia, untuk apa lagi ada keraguan dalam dirinya sehingga menjadi perlu untuk memperlihatkannya pada orang lain apalagi pada musuhnya. Seperti engkau yang selalu memiliki hati yang bahagia dan cukup, maka segala yang kau miliki tak perlu kau tunjuk – tunjukan dengan cara demikian. Kau tak mau apa yang kau miliki menjadi sarana untuk menyakiti orang lain.


Terima kasih untukmu yang selalu menginspirasi tentang kesejatian.....Teruslah tersenyum untuk mereka, bahkan bagi mereka yang selalu menyediakan hati untuk menyakitimu. Biarlah jiwamu selalu menjadi lentera untuk dunia.....untukku.....

Kamis, 09 Maret 2017

TAK PASTI



“Kau bertindak semaumu
Sesuai suasana hati
Turut atmosfer diri
Berubah setiap saat
Tanpa kendali

Egomu dua pertiga dirimu
Kau membingungkan
Namun menyenangkan
Dua formula menyatu dalam dirimu
Membentuk pribadi menyebalkan
Namun selalu kurindui

Matamu penuh misteri
Tak mudah kuterka maumu
Ada suatu dalam jiwamu
Buatku menginginkanmu
Meski menyulitkanku

Susunanmu sederhana
Namun syarat untaian halus
Penuh kesulitan kumemahamimu
Meski demikian,
Tak surut ku mendambamu

Gelombangmu susah ditangkap
Seringkali kuarahkan pancarmu
Namun kau tak mau turuti gelombangku
Mengesankan
Memutar otak memilikimu

Untung saja kau rupawan
Indah ragamu
Kau boleh berbuat sesukamu
Meski kau tak suka kukatakan itu
Kau lebih suka kubahas keelokan lain
Pola pikir dan kepribadian

Andai kau tak menawan
Bentukmu tak artistik
Semua kenakalanmu tak berlaku untukku
Alam ijinkan sikap tak pastimu”













Tetaplah Hidup Untukku


Senin, 06 Maret 2017

KETERAMPILAN CINTA



“Selalu saja kau ringan menyimpulkan
Lalu marah
Tak mau mendengar
Pergi berlalu
Menyendiri sakit sendiri
Menyumpah dalam puisi

Rindu mengikis imun
Kau terluka terlingkup sesal
Coba dustai bisik hati
Tegakkan kepala namun memejam mata
Bendung air mata yang tak patuh
Mengibas pinta angin uapkan linangmu

Namun selalu saja
Kau mampu memperbaiki
Kemampuanmu membesarkan cinta
Bertumbuh menjadi kebutuhan
Mencipta penghargaan bagi kekasih

Itulah ketrampilan cintamu
Segala yang bermula biasa
Kau ramu menjadi ketakjuban
Kau tak pernah terpaksa soal cinta

Perlu kau tau
Resikonya begitu jelas
Bersiaplah, cinta......”






Minggu, 05 Maret 2017

KUPASTIKAN KAU MENGENALNYA

“Morfin,
Kokain
Campuran tujuh persen
Jarum tipis
Membekas lengan berotot
Piston kecil menggeser
Lalu
Merosot di kursinya
Dan
Mendesah puas

Ia mengeluhkan rutinitas membosankan
Ia membutuhkan rangsangan mental
Benaknya memberontak jika diam saja
Beri ia analisis rumit
Kode paling sulit
Dengannya ia akan menjadi dirinya sendiri
Tak membutuhkan stimulan artifisial lagi

Sosok yang luar biasa malas
Sekaligus sangat lincah
Materi yang diciptakan alam
Untuk karakter baik dan bajingan
Lalu yang manakah dirinya?

Kesendirian adalah bagian dirinya
Kesendirian melindunginya
Utama darinya adalah otak
Sisanya hanyalah pelengkap

Kau mengenalnya, sayang
Kupastikan kau mengenalnya
Ia selalu mampu berlaku cerdas
Sikapnya sudah pasti
Buatmu tekuk lutut memujanya

Jadilah penjahat keren
Agar kau mampu menarik perhatiannya”