Biarkan kumenyapamu, sedikit kuceritakan tentang pengalamanmu yang hanyut dalam buku satanis. Hari itu kau sedang membaca buku tentang ordo persaudaraan yang konon itu adalah ordo penyembah setan. Katamu mereka melakukan ritual - ritual yang aneh seperti acara pengorbanan.
Lalu kau ceritakan ini sambil tertawa - tawa geli.
Kau hentikan sejenak bacamu karna ingin mandi (terkadang kau lupa mandi kalau sedang menikmati bacaan yang mereka bilang bacaan berat hehehehe).
Di dalam kamar mandi pikiranmu menelusur bacaan itu. Kau coba masuk dalam alur ordo tersebut. Pikiranmu terasa diselimuti kengerian. Bayangan perang (semua perang, PD I, PD II, perang salib, dsb) melewati pikiranmu secara acak. Lalu baru kau sadar bahwa kau lupa membawa handuk. Engkau teriak memanggil keponakanmu, "ndok.....ndoookkk.....nndooookkkkkkk". Tak ada suara jawaban. Kau tak mau merepotkan siapapun maka kau memakai rokmu sampe ke dada untuk membalut tubuh sementara.
Kemudian kau keluar sambil berdendang, katamu segar membuatmu bersemangat. Sampai depan kamar dirimu kaget ada seorang pria tiduran memegang hp dan melihatmu dengan ekspresi seperti orang gila. Kau melangkah mundur, pelan sambil bergumam "Ya Allah....siapa itu ya Allah". Pikirmu, mati aku mati...ada seorang pria masuk rumah, di kamar pula. Kau remas erat rok penutup dada untuk melindungi dirimu. Kau takut dengan keadaan seperti ini dia makin ganas terhadapmu.
Kau beranikan diri maju lagi untuk melihatnya. Kamar itu agak gelap karna tirainya ia tutup. Samar tak bisa jelas melihat parasnya karna matamu minus. Waktu kau sampai di pintu kamar lagi untuk memastikan, ia berekspresi mengagetkan lg dengan ekspresi gila seperti tadi (tangan kakinya merentang meski tiduran, matanya melotot, mulutnya mengatakan "Hhhllaaaaa" dengan gaya mulut aneh). Kau pun mundur perlahan dengan gemetar hampir menangis karena takut. Kau berdoa meminta perlindungan Tuhan. Katamu engkau pasrah kali itu, pasti dia akan berbuat jahat padamu. Ngeri karna rumah nampak sepi. Lalu sedikit kau dengar suara seorang sedang masak di dapur. Kau merasa lega berharap itu adalah asisten rumah tangga yang sedang menyiapkan masakan untuk kalian.
Agak ragu dan bergetar kau berkata "mbak Ipah niku sinten mbak Ipah....."
Dia menjawab lirih "ya sapa?"
Kau tanya lagi karna sepertinya ia tak menghiraukan ketakutanmu, mungkin karna kau kebanyakan bercanda "niku loh mbak Ipah, ten kamar tiang jaler"
Tetap menggoreng, ia menjawab "sapa maneh sih, kan niku adekke njenengan"
Penjelasannya tak begitu jelas terdengar karna pikiranmu sudah tak karuan. Kau mencoba tenang karna asisten itu tidak ikut panik. Itu artinya kau perlu berpikir santae sejenak meski keraguan masih selimuti pikiranmu. Lalu Entah energi apa yang mendorongmu untuk maju lagi dan tertawa lalu memukul pria itu. Dia adalah adek yang baru datang dari luar kota. Setelah mendengar suaranya menertawaimu, kau baru yakin benar bahwa itu dirinya.
Akhirnya cerita itu menjadi topik ramae di keluarga. Semua tertawa akan cerita konyol itu. Kau katakan buku satanis mempengaruhi pikiranmu saat itu. Dan lagi penampilan adekmu yang memakai celana pendek dan kaos dengan badannya yang melebar juga perutnya nampak menonjol membuatmu berpikir ada orang gila masuk rumah dan tiduran di kasur.
Kau menggelikan.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar