Nikmati raut muka tanpa senyum itu
Sesap aroma pedih batinmu
Kubiarkan kau tergigil derita
Aku membencimu karna mencintaimu
Kuingin kau tau betapa kutersiksa
Diantara benar dan salah
Yang tak pernah bisa kuakhiri
Kusuka caramu bertahan
Kendalikan serang yang kulempar
Tak pernah kembali menyerang
Walau kau mampu buatku tercacar
Aku membenci diriku sendiri
Tak mampu sungkurkanmu
Bahkan setetes darah tak berkucur
Tak semudah kupikir
Kesalku kian memadat
Tatkala kau beri senyum
Kau menertawakan kemampuanku
Dentuman lelah menyerangku kini
Mengapa tak kau hentakan saja kakimu
Sampai kulenyap......."
Trudious Artisia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar