Sabtu, 30 Desember 2017
Jumat, 29 Desember 2017
PENYENTUH HATI
"Aku boleh mencintai Soekarno
Aku boleh mencintai Maman Suherman
Aku boleh mencintai Sujiwo Tejo
Aku boleh mencintai Khalid bin Walid
Aku boleh mencintai Bisma
Aku boleh mencintai Al - Fatih
Aku boleh mencintai Al masih Isa
Aku boleh mencintai Alexander the Great
Aku boleh mencintai Michael Jackson
Aku boleh mencintai prophet Muhammad
Aku boleh mencintai siapa
Yang menyentuh hatiku
Atas nama cinta aku berdaya"
Artisia Cenna
Aku boleh mencintai Maman Suherman
Aku boleh mencintai Sujiwo Tejo
Aku boleh mencintai Khalid bin Walid
Aku boleh mencintai Bisma
Aku boleh mencintai Al - Fatih
Aku boleh mencintai Al masih Isa
Aku boleh mencintai Alexander the Great
Aku boleh mencintai Michael Jackson
Aku boleh mencintai prophet Muhammad
Aku boleh mencintai siapa
Yang menyentuh hatiku
Atas nama cinta aku berdaya"
Artisia Cenna
Rabu, 27 Desember 2017
PENA TERHADAP KERTAS
"Sore ini....
Tak kulihat burung gereja berjingkat
Di balik jendela kumenerawang
Tak satupun burung gereja bermain
Namun kudengar mereka berbising
Seolah tawakanku dari balik udara
Yah....
Hatiku mengempis
Kurasakan lubang halus
Merongga di hati ini
Suara desisnya mengusik
Sublimkan padat merah itu
Pelan dan pelan pun volumenya terkuras
Rasa ini mengudara
Menarik rasa setahun yang lalu
Kala kau putuskan tuk tinggalkanku
Perasaan ini tak mampu bergerak
Hanya kubisa berucap -ya-
Seketika dingin bekukan diriku
Air matapun tak mengalir
Membatu di celah ujung mataku
Mengapa aku mencintaimu
Bagai pena terhadap kertas
Selalu mencari tuk tuliskan kata
Agar tintanya torehkan makna
Pernah kucoba gapai kertas lain
Ingin kutulis kata di atasnya
Bermakna dalam lembaran itu
Berharap bebaskan kertasmu
Dari hasrat coretanku
Taukah engkau....
Tintaku tak pernah bisa berkata
Sapuannya tak menjadi uraian makna
-Bayangan langkah kepergianmu
Masih menyusup celah nadiku-"
Trudious Artisia
Tak kulihat burung gereja berjingkat
Di balik jendela kumenerawang
Tak satupun burung gereja bermain
Namun kudengar mereka berbising
Seolah tawakanku dari balik udara
Yah....
Hatiku mengempis
Kurasakan lubang halus
Merongga di hati ini
Suara desisnya mengusik
Sublimkan padat merah itu
Pelan dan pelan pun volumenya terkuras
Rasa ini mengudara
Menarik rasa setahun yang lalu
Kala kau putuskan tuk tinggalkanku
Perasaan ini tak mampu bergerak
Hanya kubisa berucap -ya-
Seketika dingin bekukan diriku
Air matapun tak mengalir
Membatu di celah ujung mataku
Mengapa aku mencintaimu
Bagai pena terhadap kertas
Selalu mencari tuk tuliskan kata
Agar tintanya torehkan makna
Pernah kucoba gapai kertas lain
Ingin kutulis kata di atasnya
Bermakna dalam lembaran itu
Berharap bebaskan kertasmu
Dari hasrat coretanku
Taukah engkau....
Tintaku tak pernah bisa berkata
Sapuannya tak menjadi uraian makna
-Bayangan langkah kepergianmu
Masih menyusup celah nadiku-"
Trudious Artisia
Rabu, 04 Oktober 2017
Selasa, 03 Oktober 2017
SEBELUM TIDUR VII
PhaNa.....Setiap kumendengar memory songs, angin serasa membawaku bersamamu. Berkah damai itu luar biasa berkesan, sebab memberikan resonansi kebahagiaan bagi jiwa.
Ada yang ingin kusampaikan padamu PhaNa, oleh karena itu kusempatkan diri untuk menulis.
Suatu sore aku menikmati secangkir coklat panas dan sudah pasti ditemani buku. Setelah mandi keramas dan rambut sengaja tak kusisir, kumulai membaca buku ( ini salah satu cara menikmati sore favoritku, PhaNa). Kakiku mulai naik di atas kursi ketika ada tulisan yang menggoda pikiranku. Selanjutnya aku mulai berjongkok di atas kursi dan menyesap coklatnya, tanpa beralih pandang dari buku itu. Begitulah gayaku jika tulisan mulai mengusik pikiranku, PhaNa......
Ingatanku langsung melesat kepadamu, bahwa engkau musti mengetahui ini. Aku berjanji harus berbagi ini padamu.
"Berkatilah.....berkatilah segala sesuatu yang mengecewakan anda."
"Orang - orang yang berhasil bertahan menghadapi kesusahan dan kesulitan yang luar biasa dalam kehidupannya dan masih tetap berperilaku damai, tidak menyerang, dan tidak mengutuk, akan menjadi legenda."
"Mereka menjaga keseimbangan diri mereka melalui penderitaan fisik, luka batin dan beragam pengalaman menyakitkan lainnya."
Tulisan itu PhaNa.....sungguh ajaib. Aku suka dan kuingin engkau tau betapa hebat tulisan itu. Kau harus belajar tuk kumpulkan daftar orang - orang tersebut dan kita bisa membahas itu kelak.
Sayang....Akan ada waktu di mana segala sesuatu berjalan buruk, tak seperti yang kita mau. Berapa pun tabungan pikiran positif kita, jangan membuat perasaan negatif kuasai diri kita. Tetaplah menjadi cinta dalam semua kondisi.
Kunantikan kita diskusi ini, PhaNa.....
Tumbuhlah menjadi cinta meski rayuan kebencian begitu menggoda.
Luv U Much
Ada yang ingin kusampaikan padamu PhaNa, oleh karena itu kusempatkan diri untuk menulis.
Suatu sore aku menikmati secangkir coklat panas dan sudah pasti ditemani buku. Setelah mandi keramas dan rambut sengaja tak kusisir, kumulai membaca buku ( ini salah satu cara menikmati sore favoritku, PhaNa). Kakiku mulai naik di atas kursi ketika ada tulisan yang menggoda pikiranku. Selanjutnya aku mulai berjongkok di atas kursi dan menyesap coklatnya, tanpa beralih pandang dari buku itu. Begitulah gayaku jika tulisan mulai mengusik pikiranku, PhaNa......
Ingatanku langsung melesat kepadamu, bahwa engkau musti mengetahui ini. Aku berjanji harus berbagi ini padamu.
"Berkatilah.....berkatilah segala sesuatu yang mengecewakan anda."
"Orang - orang yang berhasil bertahan menghadapi kesusahan dan kesulitan yang luar biasa dalam kehidupannya dan masih tetap berperilaku damai, tidak menyerang, dan tidak mengutuk, akan menjadi legenda."
"Mereka menjaga keseimbangan diri mereka melalui penderitaan fisik, luka batin dan beragam pengalaman menyakitkan lainnya."
Tulisan itu PhaNa.....sungguh ajaib. Aku suka dan kuingin engkau tau betapa hebat tulisan itu. Kau harus belajar tuk kumpulkan daftar orang - orang tersebut dan kita bisa membahas itu kelak.
Sayang....Akan ada waktu di mana segala sesuatu berjalan buruk, tak seperti yang kita mau. Berapa pun tabungan pikiran positif kita, jangan membuat perasaan negatif kuasai diri kita. Tetaplah menjadi cinta dalam semua kondisi.
Kunantikan kita diskusi ini, PhaNa.....
Tumbuhlah menjadi cinta meski rayuan kebencian begitu menggoda.
Luv U Much
Senin, 02 Oktober 2017
Kamis, 28 September 2017
TERUSLAH BERMAIN
"Pingai kecil terbang
Diantara taman berbunga
Ada semangat dalam kepaknya
Setelah sekian lama
Tak kulihat genit kepaknya
Kibasnya sapa setiap objek
Sejuk segar aroma klorofil
Terhembus mentari pagi
Ada tawa di liuk terbangnya
Salurkan gairah pesona
Ia hampiri seorang kawan
Di ujung taman tanpa bunga
Sayap kanan merangkul sebelah
Sedikit kuingin tau pembicaraannya
Mendekatku di balik semak
Terdengar Pingai berucap
'Katakan saja kucinta mati padanya
Ku takkan ambil langkah serius
Jika kunampak serius
Ingatlah ini hanya main - main'
Aahhh Pingai......
Rupanya kau mulai kembali
Pada dirimu yang dulu
Kusuka itu
Teruslah bermain, Pingai kecil
Kurasakan bintang gemintang
Menari di merah hatimu
Jantungmu dipenuhi cinta
Yang kan kau mainkan sesukamu
Ingin kutau
Siapa lawan mainmu kini
Kuyakin ia segera buatmu bosan
Getarmu siratkan itu, sayang
Kuharap kau tetap bersuka
Dan...
Pingai kecil berkedip ke arahku
Lalu melesat gaya bebas"
Artisia
Diantara taman berbunga
Ada semangat dalam kepaknya
Setelah sekian lama
Tak kulihat genit kepaknya
Kibasnya sapa setiap objek
Sejuk segar aroma klorofil
Terhembus mentari pagi
Ada tawa di liuk terbangnya
Salurkan gairah pesona
Ia hampiri seorang kawan
Di ujung taman tanpa bunga
Sayap kanan merangkul sebelah
Sedikit kuingin tau pembicaraannya
Mendekatku di balik semak
Terdengar Pingai berucap
'Katakan saja kucinta mati padanya
Ku takkan ambil langkah serius
Jika kunampak serius
Ingatlah ini hanya main - main'
Aahhh Pingai......
Rupanya kau mulai kembali
Pada dirimu yang dulu
Kusuka itu
Teruslah bermain, Pingai kecil
Kurasakan bintang gemintang
Menari di merah hatimu
Jantungmu dipenuhi cinta
Yang kan kau mainkan sesukamu
Ingin kutau
Siapa lawan mainmu kini
Kuyakin ia segera buatmu bosan
Getarmu siratkan itu, sayang
Kuharap kau tetap bersuka
Dan...
Pingai kecil berkedip ke arahku
Lalu melesat gaya bebas"
Artisia
Selasa, 26 September 2017
SEBELUM TIDUR VI
PhaNa.....Hari ini tak sehebat kemarin.
Seseorang membentakku, sayang. Kupertanyakan sikapnya dan tak jelas jawabnya. Ia berkata bahwa ia tak suka diremehkan. Kupertanyakan siapa yang meremehkan, sedangkan yang sering kudengar darinya adalah aku orang yang kurang pengetahuan dan selalu mengambil jalur yang beda.
Apakah berbeda itu meremehkan????
Sudah kutanyakan sebelumnya, apakah diskusi ini akan menghargai perbedaan atau hanya akan membawaku kepada cara pandang dirinya. Jika hanya untuk membuatku mengikuti persepsinya maka tak perlu dilanjutkan diskusi itu, namun dia memaksa. Aku tak menyanggah, aku hanya bertanya seputar topik dan meminta dia menjelaskan, dan ia tak siap akan itu. Dia justru merendah - rendahkanku. Aku tak terpengaruh akan sikapnya. Lalu segera kusimpulkan saja diskusi itu. Ia pun menyetujui pernyataan - pernyataanku. Kukira ia puas, namun aku salah.....Ia tetap saja merasa tidak dimenangkan karna aku tetap dengan cara pikirku dan bentakannya pun keluar.
Aku berhak berpikir dengan caraku, PhaNa.....
Aneh...baiklah, aneh...aku menerima itu. Mereka akhirnya mengembangkan istilah aneh itu sesuai kebutuhan mereka. Aku pun tak mengapa.
Mereka membunuh karakterku pun aku tak peduli. Lalu apa salah jika menjadi diriku sendiri, sedang aku tak pernah memaksa mereka mengikutiku atau menurutiku.
Setiap orang memiliki cara sendiri dalam memandang suatu. Mereka boleh memegang teguh pemikirannya. Aku tetap memperlakukan mereka yang tak sepaham diriku dengan kehormatan tinggi. Namun mengapa mereka selalu ingin aku mengikutinya.
Aku tak berminat berkompetisi dengan yang lain, namun jika mereka merasa terancam sendiri, itu persoalan pribadi mereka.
PhaNa......ada sesuatu yang mengacaukan perasaanku. Aku tak bisa menulis lebih banyak lagi.
Kuharap engkau juga merindukanku.......
Seseorang membentakku, sayang. Kupertanyakan sikapnya dan tak jelas jawabnya. Ia berkata bahwa ia tak suka diremehkan. Kupertanyakan siapa yang meremehkan, sedangkan yang sering kudengar darinya adalah aku orang yang kurang pengetahuan dan selalu mengambil jalur yang beda.
Apakah berbeda itu meremehkan????
Sudah kutanyakan sebelumnya, apakah diskusi ini akan menghargai perbedaan atau hanya akan membawaku kepada cara pandang dirinya. Jika hanya untuk membuatku mengikuti persepsinya maka tak perlu dilanjutkan diskusi itu, namun dia memaksa. Aku tak menyanggah, aku hanya bertanya seputar topik dan meminta dia menjelaskan, dan ia tak siap akan itu. Dia justru merendah - rendahkanku. Aku tak terpengaruh akan sikapnya. Lalu segera kusimpulkan saja diskusi itu. Ia pun menyetujui pernyataan - pernyataanku. Kukira ia puas, namun aku salah.....Ia tetap saja merasa tidak dimenangkan karna aku tetap dengan cara pikirku dan bentakannya pun keluar.
Aku berhak berpikir dengan caraku, PhaNa.....
Aneh...baiklah, aneh...aku menerima itu. Mereka akhirnya mengembangkan istilah aneh itu sesuai kebutuhan mereka. Aku pun tak mengapa.
Mereka membunuh karakterku pun aku tak peduli. Lalu apa salah jika menjadi diriku sendiri, sedang aku tak pernah memaksa mereka mengikutiku atau menurutiku.
Setiap orang memiliki cara sendiri dalam memandang suatu. Mereka boleh memegang teguh pemikirannya. Aku tetap memperlakukan mereka yang tak sepaham diriku dengan kehormatan tinggi. Namun mengapa mereka selalu ingin aku mengikutinya.
Aku tak berminat berkompetisi dengan yang lain, namun jika mereka merasa terancam sendiri, itu persoalan pribadi mereka.
PhaNa......ada sesuatu yang mengacaukan perasaanku. Aku tak bisa menulis lebih banyak lagi.
Kuharap engkau juga merindukanku.......
Senin, 25 September 2017
SEBELUM TIDUR V
Lama ku tak mengunjungimu PhaNa.....
Namun percayalah bahwa kualitas pikiranku tak pernah menurun dalam menggapaimu. Perlu kau ketahui juga bahwa kualitas perasaanku tetap sama dalam menghasratkanmu.
Sungguh luar biasa perasaanku hari ini, hingga tak ingin engkau tak mengetahuinya. Kuselalu mengajak setiap orang yang bersamaku untuk membicarakan hal - hal ringan namun cukup mengenyangkan otak.....hehheeeee, kira - kira begitulah.
Sedikit kami membahas sejarah tentang G30S/PKI. Kami memiliki perbedaan pendapat, namun bukankah kita musti belajar untuk tidak selalu mufakat. Tingkat ini membuat kita terlatih untuk tidak memaksakan pendapat jika kita menjumpai perbedaan. Sebab di mana pun kita berada, perbedaan bukanlah hal yang perlu dihindari melainkan dimaknai.
Seperti biasa, jika mengulas sejarah Indonesia, sudah pasti aku tak tahan untuk tidak membicarakan idolaku.
.....Aaahhhh kau pasti tau dia siapa, si flamboyan Soekarno. Suatu saat nanti aku akan menceritakan langsung juga kepadamu agar kau tau bagaimana ekspresiku ketika membicarakannya. Untuk sementara kau tau dari tulisanku yang memang khusus buatmu.
Tidak rugi juga kurasa jika kugambarkan ekspresiku waktu itu. Mataku menyala - nyala, senyumku jernih, bicaraku menggebu, gerakan tubuhku tak teratur siratkan kekacauan yang mengagum.
Setelah menyambung soal Soekarno, seorang kawanku tadi menyampaikan kalau anak - anak Soekarno tak ada yang mewarisi kehebatan ayahnya. Betul kataku, sebab kehebatan Soekarno itu sepaket. Sedang anak - anaknya tak bisa memiliki paket itu, hanya bagian - bagiannya saja.
Dia membahas tentang Guruh Soekarno Putra. Kemudian aku menyimpulkan bahwa Guruh hanya mewarisi jiwa seni ayahnya. Lalu aku mulai bercerita ketika Soekarno diasingkan di Bengkulu dan keaktivannya dalam seni. Ia membuat sandiwara - sandiwara, bahkan menulis naskahnya sendiri. Di pengasingan ini ia berjumpa Fatmawati dan ingin berpoligami. Kawanku pun heran, ternyata istri pertama Soekarno bukan seorang yang menjahit bendera merah putih.
Mulai dari sini kami membahas hal - hal istimewa lain yang dimiliki Soekarno selain patriotisme dan nasionalisme. Kukatakan istimewa, sebab menurutku itu menunjukan betapa padat olah pikir presiden pertama negeri kita tercinta.
Ternyata cerita itu membuat lawan diskusi tertarik membahasnya, banyak cerita baru yang ia dapat.
Kubercerita tentang istri pertama Soekarno, Oetari (anak Tjokroaminoto). Ia menikah dengan Oetari atas keinginan ayah Oetari yang sangat dia hormati.
Meski masih muda ketika itu, Soekarno memiliki ketetapan hati yang kuat hingga ketika ia diminta ganti kostum untuk akad, ia tidak mau. Pakaian yang ia kenakan waktu itu adalah jas dan dasi. Penghulu meminta ia mengganti dengan pakaian Bumiputra, yaitu sarung. Dengan lantang Soekarno berkata bahwa aturan sudah diganti dan ia tak mau didikte di hari pernikahannya. Bahkan ia juga berucap, "persetan tuan - tuan semua, saya pemberontak dan akan selalu memberontak".
PhaNa....aku mengatakan itu dengan liar dan kawanku pun melongo dalam senyum. Senang sekali melihatnya begitu.
Pernikahan itu tak berlangsung lama sebab Soekarno tak mendapatkan jiwa yang ia inginkan dari Oetari. Ia pun bercerai dan tergoda dengan paket pribadi yang ia temukan dalam diri Inggit, seorang istri sekaligus pemilik tempat kos ketika ia belajar di ITB (nama institut sekarang ini).
Ia meminta ijin kepada suami Inggit agar ia bisa menikah dengan Inggit......(super sekali hahahaaa).....
Suami Inggit pun mengabulkannya dengan menceraikan istrinya.
Bersama Inggit, Soekarno mendapatkan sesuatu yang ia harapkan. Ia mendapatkan gelora yang membakar semangat. Kecerdasan dan keberanian Inggit bagai anak tangga untuk Soekarno menggapai Gerbang Istana. Kuceritakan perjuangan - perjuangan mereka selama menikah hingga bercerai.
Pada inti diskusi kami, aku menyimpulkan betapa hebatnya Soekarno hingga banyak wanita yang rela menjadi istrinya meski dia bukan pria kaya atau cuma modal tampang. Ia tidak seperti pria lain yang mampu memikat wanita - wanita dengan harta atau ketampanan, namun dengan pribadinya yang mengesankan. Ia juga melakukan itu atas dorongan cinta yang terarah dan terukur.....(yang ini kamu definisikan sendiri, PhaNa. Aku lelah menjelaskannya hehehee).
Aaahhhh begitulah Soekarno, energi intelektualnya yang melimpah membuat ia tak cukup dengan satu. Sesungguhnya aku pun tak cukup dengan satu.....hahahaaa edan kata kawanku ketika aku mengatakan itu.
Sebenernya banyak sekali diskusi kami hari ini mengenai petualangan cinta Soekarno. Namun jika kubahas satu persatu di sini, kutakut kau akan bosan membacanya. Jadi kuputuskan untuk puas dengan menceritakan kerianganku hari ini kepadamu sampai di sini saja. Kuharap suatu saat nanti kita bisa saling bercerita tentang hal - hal ringan namun bernilai seperti ini.
Jangan pernah lupa bahwa aku mencintaimu.....PhaNa.....
Namun percayalah bahwa kualitas pikiranku tak pernah menurun dalam menggapaimu. Perlu kau ketahui juga bahwa kualitas perasaanku tetap sama dalam menghasratkanmu.
Sungguh luar biasa perasaanku hari ini, hingga tak ingin engkau tak mengetahuinya. Kuselalu mengajak setiap orang yang bersamaku untuk membicarakan hal - hal ringan namun cukup mengenyangkan otak.....hehheeeee, kira - kira begitulah.
Sedikit kami membahas sejarah tentang G30S/PKI. Kami memiliki perbedaan pendapat, namun bukankah kita musti belajar untuk tidak selalu mufakat. Tingkat ini membuat kita terlatih untuk tidak memaksakan pendapat jika kita menjumpai perbedaan. Sebab di mana pun kita berada, perbedaan bukanlah hal yang perlu dihindari melainkan dimaknai.
Seperti biasa, jika mengulas sejarah Indonesia, sudah pasti aku tak tahan untuk tidak membicarakan idolaku.
.....Aaahhhh kau pasti tau dia siapa, si flamboyan Soekarno. Suatu saat nanti aku akan menceritakan langsung juga kepadamu agar kau tau bagaimana ekspresiku ketika membicarakannya. Untuk sementara kau tau dari tulisanku yang memang khusus buatmu.
Tidak rugi juga kurasa jika kugambarkan ekspresiku waktu itu. Mataku menyala - nyala, senyumku jernih, bicaraku menggebu, gerakan tubuhku tak teratur siratkan kekacauan yang mengagum.
Setelah menyambung soal Soekarno, seorang kawanku tadi menyampaikan kalau anak - anak Soekarno tak ada yang mewarisi kehebatan ayahnya. Betul kataku, sebab kehebatan Soekarno itu sepaket. Sedang anak - anaknya tak bisa memiliki paket itu, hanya bagian - bagiannya saja.
Dia membahas tentang Guruh Soekarno Putra. Kemudian aku menyimpulkan bahwa Guruh hanya mewarisi jiwa seni ayahnya. Lalu aku mulai bercerita ketika Soekarno diasingkan di Bengkulu dan keaktivannya dalam seni. Ia membuat sandiwara - sandiwara, bahkan menulis naskahnya sendiri. Di pengasingan ini ia berjumpa Fatmawati dan ingin berpoligami. Kawanku pun heran, ternyata istri pertama Soekarno bukan seorang yang menjahit bendera merah putih.
Mulai dari sini kami membahas hal - hal istimewa lain yang dimiliki Soekarno selain patriotisme dan nasionalisme. Kukatakan istimewa, sebab menurutku itu menunjukan betapa padat olah pikir presiden pertama negeri kita tercinta.
Ternyata cerita itu membuat lawan diskusi tertarik membahasnya, banyak cerita baru yang ia dapat.
Kubercerita tentang istri pertama Soekarno, Oetari (anak Tjokroaminoto). Ia menikah dengan Oetari atas keinginan ayah Oetari yang sangat dia hormati.
Meski masih muda ketika itu, Soekarno memiliki ketetapan hati yang kuat hingga ketika ia diminta ganti kostum untuk akad, ia tidak mau. Pakaian yang ia kenakan waktu itu adalah jas dan dasi. Penghulu meminta ia mengganti dengan pakaian Bumiputra, yaitu sarung. Dengan lantang Soekarno berkata bahwa aturan sudah diganti dan ia tak mau didikte di hari pernikahannya. Bahkan ia juga berucap, "persetan tuan - tuan semua, saya pemberontak dan akan selalu memberontak".
PhaNa....aku mengatakan itu dengan liar dan kawanku pun melongo dalam senyum. Senang sekali melihatnya begitu.
Pernikahan itu tak berlangsung lama sebab Soekarno tak mendapatkan jiwa yang ia inginkan dari Oetari. Ia pun bercerai dan tergoda dengan paket pribadi yang ia temukan dalam diri Inggit, seorang istri sekaligus pemilik tempat kos ketika ia belajar di ITB (nama institut sekarang ini).
Ia meminta ijin kepada suami Inggit agar ia bisa menikah dengan Inggit......(super sekali hahahaaa).....
Suami Inggit pun mengabulkannya dengan menceraikan istrinya.
Bersama Inggit, Soekarno mendapatkan sesuatu yang ia harapkan. Ia mendapatkan gelora yang membakar semangat. Kecerdasan dan keberanian Inggit bagai anak tangga untuk Soekarno menggapai Gerbang Istana. Kuceritakan perjuangan - perjuangan mereka selama menikah hingga bercerai.
Pada inti diskusi kami, aku menyimpulkan betapa hebatnya Soekarno hingga banyak wanita yang rela menjadi istrinya meski dia bukan pria kaya atau cuma modal tampang. Ia tidak seperti pria lain yang mampu memikat wanita - wanita dengan harta atau ketampanan, namun dengan pribadinya yang mengesankan. Ia juga melakukan itu atas dorongan cinta yang terarah dan terukur.....(yang ini kamu definisikan sendiri, PhaNa. Aku lelah menjelaskannya hehehee).
Aaahhhh begitulah Soekarno, energi intelektualnya yang melimpah membuat ia tak cukup dengan satu. Sesungguhnya aku pun tak cukup dengan satu.....hahahaaa edan kata kawanku ketika aku mengatakan itu.
Sebenernya banyak sekali diskusi kami hari ini mengenai petualangan cinta Soekarno. Namun jika kubahas satu persatu di sini, kutakut kau akan bosan membacanya. Jadi kuputuskan untuk puas dengan menceritakan kerianganku hari ini kepadamu sampai di sini saja. Kuharap suatu saat nanti kita bisa saling bercerita tentang hal - hal ringan namun bernilai seperti ini.
Jangan pernah lupa bahwa aku mencintaimu.....PhaNa.....
Jumat, 22 September 2017
MUSIM SEGERA BERGANTI
"Bila bacaan tak lagi mampu isi kesenangan
Hatipun gelisah mencari kesenangan lain
Mulai saat itulah engkau meretak
Remuk di dalam meski mengutuh
Mulai kau ikuti tawaran semu jemu
Gunakan mereka tuk pecah sunyimu
Lupakan perih yang kau tau sementara
Kau hanya tak sanggup menahan musim
Percayalah musim segera berganti
Sesuaikan diri dengan suhu
Bertahan buatmu semakin kebal
Kembalilah pada bacaan
Ia tak akan mengecewakan
Daripada kau turuti cara mereka bersenang
Yang pasti segera lelehkan keaslianmu"
Trudious Artisia
Hatipun gelisah mencari kesenangan lain
Mulai saat itulah engkau meretak
Remuk di dalam meski mengutuh
Mulai kau ikuti tawaran semu jemu
Gunakan mereka tuk pecah sunyimu
Lupakan perih yang kau tau sementara
Kau hanya tak sanggup menahan musim
Percayalah musim segera berganti
Sesuaikan diri dengan suhu
Bertahan buatmu semakin kebal
Kembalilah pada bacaan
Ia tak akan mengecewakan
Daripada kau turuti cara mereka bersenang
Yang pasti segera lelehkan keaslianmu"
Trudious Artisia
Selasa, 19 September 2017
Minggu, 17 September 2017
Rabu, 13 September 2017
KEPATUHAN ZOMBIE
"Cinta tanpa ruh
Tak nampak energi
Tiada antusias jiwa
Kosong tak bermakna
Ada namun tiada
Kepatuhan itu buta
Bergerak tanpa cinta
Binar yang bosan
Tak ada pilihan
Iya meski tidak
Tak bisa disalahkan
Sebab ia hadir
Tak dapat diprotes
Karna ia menuruti
'Puas tak terberkati'
Cinta tanpa rasa
Tak bisa menghidupi
Bertumbuh dalam kerdil
Menguras seluruh warna
Kering hampa memucat
Madu terbumbui racun
Manis rasa sekarat
Pelan namun pasti
Habisi pasir waktu
Melayang tak berangan
Inilah persembahan bagimu
Cinta tak bersukma
Penggila dunia sandiwara
Pencapaian semu membodohkan
Nikmati jaya kenisbian"
Tak nampak energi
Tiada antusias jiwa
Kosong tak bermakna
Ada namun tiada
Kepatuhan itu buta
Bergerak tanpa cinta
Binar yang bosan
Tak ada pilihan
Iya meski tidak
Tak bisa disalahkan
Sebab ia hadir
Tak dapat diprotes
Karna ia menuruti
'Puas tak terberkati'
Cinta tanpa rasa
Tak bisa menghidupi
Bertumbuh dalam kerdil
Menguras seluruh warna
Kering hampa memucat
Madu terbumbui racun
Manis rasa sekarat
Pelan namun pasti
Habisi pasir waktu
Melayang tak berangan
Inilah persembahan bagimu
Cinta tak bersukma
Penggila dunia sandiwara
Pencapaian semu membodohkan
Nikmati jaya kenisbian"
Rabu, 06 September 2017
TERSERAH
"Aku hanya bertanggung jawab
Pada apa yang kuucap
Aku tak peduli
Pada apa yang mereka persepsikan
Teruslah kau mondar mandir bersuara
Bagai ayam betina hendak bertelur
Aku tak akan ikuti caramu
Diamku artikan banyak hal
Kujelaskan pun takkan kau mampu mencapai
Hanya menambah pembicaraan tak berpola
Cukup pandaekah dirimu menimbang
Melangkah tanpa perkenan diriku
Maka temuilah ketidak jelasan nyata
Bersiaplah dicemaskan dirimu sendiri
Kutau
Takkan kudapati megahnya fadilat
Sebelum kunikmati pahitnya sabar
Maka kutarik diriku dari sibuk guraumu
Yang mencela kendali langkahku
Merantai konsep dan makna
Yang telah kurangkai beserta peluh
Saat ini kau boleh bersorak
Atas redup pijarku yang membayang samar
Jika kau kira dirimu terjamin
Terus demonstrasikan kadarmu
Yang kau kira mampu lenakanku
Dunia terlalu murah tuk buatku mengisak"
Pada apa yang kuucap
Aku tak peduli
Pada apa yang mereka persepsikan
Teruslah kau mondar mandir bersuara
Bagai ayam betina hendak bertelur
Aku tak akan ikuti caramu
Diamku artikan banyak hal
Kujelaskan pun takkan kau mampu mencapai
Hanya menambah pembicaraan tak berpola
Cukup pandaekah dirimu menimbang
Melangkah tanpa perkenan diriku
Maka temuilah ketidak jelasan nyata
Bersiaplah dicemaskan dirimu sendiri
Kutau
Takkan kudapati megahnya fadilat
Sebelum kunikmati pahitnya sabar
Maka kutarik diriku dari sibuk guraumu
Yang mencela kendali langkahku
Merantai konsep dan makna
Yang telah kurangkai beserta peluh
Saat ini kau boleh bersorak
Atas redup pijarku yang membayang samar
Jika kau kira dirimu terjamin
Terus demonstrasikan kadarmu
Yang kau kira mampu lenakanku
Dunia terlalu murah tuk buatku mengisak"
Senin, 28 Agustus 2017
Kamis, 17 Agustus 2017
Rabu, 16 Agustus 2017
KUALITAS MANUSIA
"Kualitas manusia takkan nampak
Sebelum ia menerima ujian
Kemuliaan bagi mereka
Yang tulus hati jalani
Kelok kesukaran
Kerugian bagi mereka
Yang berontak hadapi
Arus pencobaan
Engkau yang turutkan kehendak
Pada kehendak Tuhan
Mendapati jalan kekuatan
Engkau yang paksakan kehendak
Pada kehendakmu saja
Mendapati jalan kelelahan
Tanah liat yang rela diproses
Lewati pengolahan menyakitkan
Terinjak, tertekan, terpilin
Pengeringan, pembakaran, pengglasiran
Kan menjadi keramik indah bernilai
Ulat yang rela bermetamorfosa
Tempuh dingin kesunyian
Cerna dirinya sendiri
Lalui getir transformasi
Kan menjadi kupu cantik menarik
Keengganan menerima ujian
Cermin ketidak sudian,
Imani kasih Tuhan
Tuhan tak perlu kau dikte
Energi yang tak terkonspirasi
Tiada mungkin kau kelabui"
ArtisiaCenna
Sebelum ia menerima ujian
Kemuliaan bagi mereka
Yang tulus hati jalani
Kelok kesukaran
Kerugian bagi mereka
Yang berontak hadapi
Arus pencobaan
Engkau yang turutkan kehendak
Pada kehendak Tuhan
Mendapati jalan kekuatan
Engkau yang paksakan kehendak
Pada kehendakmu saja
Mendapati jalan kelelahan
Tanah liat yang rela diproses
Lewati pengolahan menyakitkan
Terinjak, tertekan, terpilin
Pengeringan, pembakaran, pengglasiran
Kan menjadi keramik indah bernilai
Ulat yang rela bermetamorfosa
Tempuh dingin kesunyian
Cerna dirinya sendiri
Lalui getir transformasi
Kan menjadi kupu cantik menarik
Keengganan menerima ujian
Cermin ketidak sudian,
Imani kasih Tuhan
Tuhan tak perlu kau dikte
Energi yang tak terkonspirasi
Tiada mungkin kau kelabui"
ArtisiaCenna
Kamis, 03 Agustus 2017
SUNYI SERASA MEWAH
"Kita miliki ketertarikan sama
Bahas hal - hal yang tenggelam
Pertanyakan kunang liar mengusik
Meski tak selalu temui jawab
Kita berenang dalam kolam pikir
Lelah bersama usaha yang menguras
Dengan hampa membungkus tanya
Dan kita saling menertawai
Masih kuingat....
Kau tanyakan jelajah spektrum
Tatapmu sehangat mentari dhuha
Diantara senyum dan tidak
Pesonamu jalari gelombang gelora
Lalu kau diam tunggu ku berfikir
Kuselalu suka diammu
Ada kuasa halus menggetarkan
Keberanian elang dan kelembutan merpati
Kau menunduk dan melirik
Perhatikanku sibuk berolah pikir
Ku tak bergerak
Sesekali bola mataku ke arahmu
Senyummu memulas kecil
Hatiku berhujat
Sial...
Betapa daya tarikmu mengancamku
Mulai kuuntai jawab
Pelan kucoba logis
Semakin panjang untaian
Semakin jelas ketidak logisannya
Aahh bersama kita menertawai diri
Keterbatasan tak batasi kasih kita
Sebab sama menganut paham rumit
'Ketidak sempurnaan adalah hakikat kesempurnaan'
Kurindukanmu kini
Kuingin kau duduk di tepi danau ilmu
Memandangku selami dinginnya air
Bila kupuas dan lelah dalami kekaguman
Balut handuk basah tubuhku
Agar ku tak gemetar menggigil
Pahami dinginnya air pengetahuan
Sunyi serasa mewah
Selimuti rinduku padamu
Basah tubuhku usai berselam
Mengering sendiri
Kurindukanmu kini
Kurindu bibirmu panggilku 'Diva'"
Trudious Artisia
Bahas hal - hal yang tenggelam
Pertanyakan kunang liar mengusik
Meski tak selalu temui jawab
Kita berenang dalam kolam pikir
Lelah bersama usaha yang menguras
Dengan hampa membungkus tanya
Dan kita saling menertawai
Masih kuingat....
Kau tanyakan jelajah spektrum
Tatapmu sehangat mentari dhuha
Diantara senyum dan tidak
Pesonamu jalari gelombang gelora
Lalu kau diam tunggu ku berfikir
Kuselalu suka diammu
Ada kuasa halus menggetarkan
Keberanian elang dan kelembutan merpati
Kau menunduk dan melirik
Perhatikanku sibuk berolah pikir
Ku tak bergerak
Sesekali bola mataku ke arahmu
Senyummu memulas kecil
Hatiku berhujat
Sial...
Betapa daya tarikmu mengancamku
Mulai kuuntai jawab
Pelan kucoba logis
Semakin panjang untaian
Semakin jelas ketidak logisannya
Aahh bersama kita menertawai diri
Keterbatasan tak batasi kasih kita
Sebab sama menganut paham rumit
'Ketidak sempurnaan adalah hakikat kesempurnaan'
Kurindukanmu kini
Kuingin kau duduk di tepi danau ilmu
Memandangku selami dinginnya air
Bila kupuas dan lelah dalami kekaguman
Balut handuk basah tubuhku
Agar ku tak gemetar menggigil
Pahami dinginnya air pengetahuan
Sunyi serasa mewah
Selimuti rinduku padamu
Basah tubuhku usai berselam
Mengering sendiri
Kurindukanmu kini
Kurindu bibirmu panggilku 'Diva'"
Trudious Artisia
Rabu, 26 Juli 2017
BERMAINLAH DENGANKU KEMBALI
“Tlah
kulihat gerbang itu
Gedung kokoh
tempat kita bersepakat
Dulu.....
Beberapa
tahun yang lalu
Saat tubuh
kita pernah saling menyentuh
Kini
kembaliku pada bangunan itu
Tetap pada
urusan yang sama
Mengiba
perihal nyawa
Kumelemah
teringat dirimu
Kucoba kuat
susuri tiap simpangnya
Tak sanggup
menerima setiap tatapan
Menunduk
lebih buatku terfokus
Perhatikan
langkahku yang mulai gontai
Kuhembus
kuat napas memejam
Hempas
kenangan menyakitkan
Lindungi
diri dari siksa rindu atasmu
Kuselesaikan
perintah langkah di sini
Jarum jam
jatuh begitu ikhlas
Tanpa mau
pahami dingin melandaku
Seperti
dulu....
Mengapa
kesempatan memenjara diriku
Dalam ruang
isolasi mengerikan
Manjakan mataku
dengan pesona pembedahan
Dingin mulai
meraba halus
Mengelus
bagai buaian nafsu
Menyungkurku
tiada daya
Menyerah
pada gravitasi
Waktu terasa
lama mencabutku
Bawa dalam
tawa peperangan Israel
Kutak tau
kita sedang bermain perang
Atau hadapi
medan perang sesungguhnya
Kucoba
menelusur visual alam sadar itu
Yang kutau
para serdadu mengangkatku
Sekilas
kusenyumi mereka
Mungkin
kuterluka tembak
Ough Cenna.....
Suka cita
rasa berjumpa denganmu
Dalam
sekilas ketaksadaran
Telahlah
cukup puaskanku
Kunantikan lagi
kau ajak diriku bermain
Sebagai
musuh atau kawanmu
Kalah atau
menang bukan tujuan
Berasyik
kasih dalam tawa bersenang
Maka hanya
engkau tuju hidupku
Kutunduk
pada pemilikmu”
ArtisiaCenna
Selasa, 18 Juli 2017
KOSONG
"Sampailah ku pada hidup
Adalah kosong
Hamparan padi bergoyang
menghembus sepoi
Meniup laraku
Temani sunyi yang menghangat
Biarlah sepi
Tiada senyum berpura lagi
Terkadang ada suatu
Yang tak perlu dicari tau
Berdiam adalah kebebasan
Melepas penat kepuraan
Tuhan....
Pada akhirnya diripun lari padaMu
Berharap hanya pada kasihMu
Tak berarti tanpa hambatan
adalah menyenangkan
Ada kosong dalam diri
Yang tak mampu kumaknai
Lebih sakit dari hilangnya Cenna
Aku kehilangan diriku sendiri
Ingin kutinggalkan segala
Lemahku mengunci diri ini
Dalam kebohongan sejati
Inilah kejahatan murni
Persoalannya adalah
Peluru yang menembusku
Terbuat dari plat kebajikan
Sulit tubuh ini menangkis
Bagai Clark Kent yang kebal
Akan senjata apapun
kecuali Crypton
Sampailah ku
Pada hidup adalah kosong"
ArtisiaCenna
Adalah kosong
Hamparan padi bergoyang
menghembus sepoi
Meniup laraku
Temani sunyi yang menghangat
Biarlah sepi
Tiada senyum berpura lagi
Terkadang ada suatu
Yang tak perlu dicari tau
Berdiam adalah kebebasan
Melepas penat kepuraan
Tuhan....
Pada akhirnya diripun lari padaMu
Berharap hanya pada kasihMu
Tak berarti tanpa hambatan
adalah menyenangkan
Ada kosong dalam diri
Yang tak mampu kumaknai
Lebih sakit dari hilangnya Cenna
Aku kehilangan diriku sendiri
Ingin kutinggalkan segala
Lemahku mengunci diri ini
Dalam kebohongan sejati
Inilah kejahatan murni
Persoalannya adalah
Peluru yang menembusku
Terbuat dari plat kebajikan
Sulit tubuh ini menangkis
Bagai Clark Kent yang kebal
Akan senjata apapun
kecuali Crypton
Sampailah ku
Pada hidup adalah kosong"
ArtisiaCenna
Jumat, 26 Mei 2017
Jumat, 19 Mei 2017
MATI RASA SUDAH
"Ku hanya tak tau cara menerimamu
Tlah kucoba rendahkan diri
Agar kau mampu mancapaiku
Kau tetap tak mampu menjangkau
Mati sedikit ku demi sedikit
Setiap kali hadapi suburban pikirmu
Kenorakan pikirmu
Hanya menyeretku padanya
Yang pernah berdinasti
Dalam kekaisaran jiwaku
Namun kau tak jua membantu
Selalu meleset membaca diriku
Ku ingin lari
Menghilang dari titikmu
Rasa iba penjarakan langkahku
Kau begitu mengharap diriku
Kau merubahku menjadi robot
Penuhi inginmu tanpa cita selera
Mati rasa sudah semuaku
Jangan panggilku sayang
Kata itu mereaksi di bejana hati
Menjadi formula menjijikan
Buatku semakin hilang hasrat
Menangisku dalam perjamuan suci
Ku mengalah
Hingga kau bosan......"
Trudious Artisia
Tlah kucoba rendahkan diri
Agar kau mampu mancapaiku
Kau tetap tak mampu menjangkau
Mati sedikit ku demi sedikit
Setiap kali hadapi suburban pikirmu
Kenorakan pikirmu
Hanya menyeretku padanya
Yang pernah berdinasti
Dalam kekaisaran jiwaku
Namun kau tak jua membantu
Selalu meleset membaca diriku
Ku ingin lari
Menghilang dari titikmu
Rasa iba penjarakan langkahku
Kau begitu mengharap diriku
Kau merubahku menjadi robot
Penuhi inginmu tanpa cita selera
Mati rasa sudah semuaku
Jangan panggilku sayang
Kata itu mereaksi di bejana hati
Menjadi formula menjijikan
Buatku semakin hilang hasrat
Menangisku dalam perjamuan suci
Ku mengalah
Hingga kau bosan......"
Trudious Artisia
Rabu, 17 Mei 2017
KASTIL
"Bagai terkurung dalam kastil Count Dracula
Teriak berontak
Kesal berumpat
Tak merubah apapun
Kastil makin kokoh membelenggu
Count Dracula menyeringai menang
Di sudut jendela
Di bawah purnama
Di balik lolong serigala
Suara angin memiris hati
Menambah angker laju derita
Ciptakan rantai tiran dalam diri
Memperbudak pikiran atas nama cinta
Tolaki penghiburan yang tersaji
Bila sudah begini
Siapa pun ksatria yang mendobrak kastil
Beri peta ruang posisi
Tinggalkan bangunan pucat tua itu
Pelangikan istana baru dengan tinta cinta
Isi kembali darah yang pernah habis
Terhisap gigit Count Dracula
Biarlah hidup kembali merona"
Trudious Artisia
Teriak berontak
Kesal berumpat
Tak merubah apapun
Kastil makin kokoh membelenggu
Count Dracula menyeringai menang
Di sudut jendela
Di bawah purnama
Di balik lolong serigala
Suara angin memiris hati
Menambah angker laju derita
Ciptakan rantai tiran dalam diri
Memperbudak pikiran atas nama cinta
Tolaki penghiburan yang tersaji
Bila sudah begini
Siapa pun ksatria yang mendobrak kastil
Beri peta ruang posisi
Tinggalkan bangunan pucat tua itu
Pelangikan istana baru dengan tinta cinta
Isi kembali darah yang pernah habis
Terhisap gigit Count Dracula
Biarlah hidup kembali merona"
Trudious Artisia
Selasa, 16 Mei 2017
Sabtu, 06 Mei 2017
TERKUTUKLAH ENGKAU
"Tak peduli adalah duniaku
Namun cinta,
Merampas kesewenanganku
Kutenggelamkan diri pada kolam buku
Basahi haus tanya - tanyaku
Namun cinta,
Sentak keasyikan imajinasi ini
Bagai sengat listrik sekejap
Serakan hamparan buku
Konsentrasiku terganggangu
Mendadak porandakan kegilaanku
Aku benci padamu
Yang jadikanku manusia waras
Aku benci memori itu
Yang lemahkan kuasa fikirku
Aku benci bayangmu
Yang menyetan di setiap jelajahku
Terkutuklah engkau dalam jiwaku!!!!!"
ArtisiaCenna
Namun cinta,
Merampas kesewenanganku
Kutenggelamkan diri pada kolam buku
Basahi haus tanya - tanyaku
Namun cinta,
Sentak keasyikan imajinasi ini
Bagai sengat listrik sekejap
Serakan hamparan buku
Konsentrasiku terganggangu
Mendadak porandakan kegilaanku
Aku benci padamu
Yang jadikanku manusia waras
Aku benci memori itu
Yang lemahkan kuasa fikirku
Aku benci bayangmu
Yang menyetan di setiap jelajahku
Terkutuklah engkau dalam jiwaku!!!!!"
ArtisiaCenna
Rabu, 03 Mei 2017
HINGGA TERLUKA
"Pingai kecil berayun di dahan tipis
Matanya memejam
Titik air memutiara di sisi mata
Angin selimuti resah batinnya
Ketika matanya terbuka
Memandang ia ke langit jingga
Lalu pandangannya lurus
Tak dapat kutangkap pusat pandang itu
Kosong tiada titik tegas terlukis
Kembali ia menunduk
Menutup mata
Dahan terayun berirama
Pejam matanya siratkan ketenangan
Mutiara di matanya pun mengering
Angin dan bambu mencipta melodi
Mengalun iringi ketenangan itu
Melodi pun terhenti
Sepi menyelubungi sunyi
Kulihat Pingai kecil menggigil
Dahan terayun bergetar
Pejam matanya mengerut
Kembali kulihat seembun mutiara
Kudekati dirinya
Kemendengar ia menjerit sebuah nama
Terkaget ia ketika membuka mata
Aku ada di hadapannya
Ia pun berlalu pergi
Tinggalkan diriku yang terpatung
Pingai.....
Kau mengajarkan suatu.....
Mencinta hingga terluka"
ArtisiaCenna
Matanya memejam
Titik air memutiara di sisi mata
Angin selimuti resah batinnya
Ketika matanya terbuka
Memandang ia ke langit jingga
Lalu pandangannya lurus
Tak dapat kutangkap pusat pandang itu
Kosong tiada titik tegas terlukis
Kembali ia menunduk
Menutup mata
Dahan terayun berirama
Pejam matanya siratkan ketenangan
Mutiara di matanya pun mengering
Angin dan bambu mencipta melodi
Mengalun iringi ketenangan itu
Melodi pun terhenti
Sepi menyelubungi sunyi
Kulihat Pingai kecil menggigil
Dahan terayun bergetar
Pejam matanya mengerut
Kembali kulihat seembun mutiara
Kudekati dirinya
Kemendengar ia menjerit sebuah nama
Terkaget ia ketika membuka mata
Aku ada di hadapannya
Ia pun berlalu pergi
Tinggalkan diriku yang terpatung
Pingai.....
Kau mengajarkan suatu.....
Mencinta hingga terluka"
ArtisiaCenna
Minggu, 30 April 2017
DICINTAI BUKAN DIKUASAI
"Kuingin dicintai
Bukan dikuasai
Sudah kukatakan berulang kali
Kuingin bermain sepanjang hidup
Bila kau tak suka
Kau boleh pergi
Aku tak akan menyerah pada materimu
Segala yang kau punyai
Tak akan mampu membeli jiwaku
Jangan kira aku mau menggadaikan hidup
Demi harta yang kau anggap surga
Tak perlu kau mengaturku
Aku bukan wanita tolol
Yang musti kau arahkan
Jangan pernah mendebatku
Seolah kau berhak atas duniaku
Tau apa kau tentang diriku
Kan ku tunjukan kau bahagia sejati
Pabila kau berusaha pelajariku
Buat aku jatuh cinta padamu setiap hari
Maka kau miliki diriku seutuhnya
Tak cuma raga
Jiwaku kan mendewakanmu
Penuhi segala keindahan fantasi
Menyata dalam siang malammu"
Bukan dikuasai
Sudah kukatakan berulang kali
Kuingin bermain sepanjang hidup
Bila kau tak suka
Kau boleh pergi
Aku tak akan menyerah pada materimu
Segala yang kau punyai
Tak akan mampu membeli jiwaku
Jangan kira aku mau menggadaikan hidup
Demi harta yang kau anggap surga
Tak perlu kau mengaturku
Aku bukan wanita tolol
Yang musti kau arahkan
Jangan pernah mendebatku
Seolah kau berhak atas duniaku
Tau apa kau tentang diriku
Kan ku tunjukan kau bahagia sejati
Pabila kau berusaha pelajariku
Buat aku jatuh cinta padamu setiap hari
Maka kau miliki diriku seutuhnya
Tak cuma raga
Jiwaku kan mendewakanmu
Penuhi segala keindahan fantasi
Menyata dalam siang malammu"
Sabtu, 29 April 2017
Kamis, 27 April 2017
Sabtu, 18 Maret 2017
ADAKU IV
Waktu melambat kala kita saling
membenci. Kebencian membuat kita berpikir celaka akan suatu hal, sangat
melelahkan pilihan itu. Mampukah kesombongan manusia melawan irama alam?
Jangan pernah khawatir kalian tak akan
kebagian ujian Tuhan. Bukankah Allah telah berfirman:
“Dan, sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah – buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang – orang yang
sabar. (yaitu) Orang – orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘inna
lillahi wa innailaihi raaji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang
sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang – orang yang
mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2]: 155-157).
Telah jelas itu semua maka untuk
apa kalian bersedih ketika manusia membencimu.
Telah pasti juga Tuhan memiliki ragam cara dalam mengasihimu selama kalian
meletakkan hidup kepadaNya.
Aku bertanya kepadamu, bagaimana
engkau menjelaskan dengan sederhana tentang kata ikhlas?
Engkau menutup mata sebentar lalu
menatap keatas dan berkata (aku suka gayamu yang begitu), Ikhlas bagiku bagai
cara orang – orang yang mengakatan pada akhir ceritanya “Nggih pun pripun maleh”.
Lalu kau diam menatapku dengan maksud agar aku menjabarkan maksud kata –
katamu. Selalu begitu, ketika aku bertanya engkau malah membuat pernyataan yang
membuatku berpikir.
Selalu begitu.....
Kucoba pahami alurmu. ‘Nggih pun pripun
maleh’ adalah ketika kehidupan tak sesuai rancangan kita dan kita sudah mengusahakannya,
manusia dengan segala kerendah hatiannya musti menerima keputusan Tuhan dengan
sikap positif.
Setelah kau mendengar pendapatku,
kau hanya mengangkat alis dan berkata "kira kira begitulah"......
Aku tau itu artinya kau kurang
puas dengan pendapatku. Namun kau sendiri pun selalu susah menumpahkan isi
pikiranmu dengan sederhana. Kau sedikit memaksa orang lain untuk memahaminya. Masih kuingat kata - katamu, 'jika diamku saja kau tak mengerti bagaimana kau memahami kata - kataku'.
Sebelum mengakhiri perbincangan
itu kau hanya mengatakan “pada akhirnya kehidupan ini adalah nggih pun pripun maleh.”
Jumat, 17 Maret 2017
ADAKU III
Malam yang dingin......
Biarkan kumenyapamu, sedikit kuceritakan tentang pengalamanmu yang hanyut dalam buku satanis. Hari itu kau sedang membaca buku tentang ordo persaudaraan yang konon itu adalah ordo penyembah setan. Katamu mereka melakukan ritual - ritual yang aneh seperti acara pengorbanan.
Lalu kau ceritakan ini sambil tertawa - tawa geli.
Kau hentikan sejenak bacamu karna ingin mandi (terkadang kau lupa mandi kalau sedang menikmati bacaan yang mereka bilang bacaan berat hehehehe).
Di dalam kamar mandi pikiranmu menelusur bacaan itu. Kau coba masuk dalam alur ordo tersebut. Pikiranmu terasa diselimuti kengerian. Bayangan perang (semua perang, PD I, PD II, perang salib, dsb) melewati pikiranmu secara acak. Lalu baru kau sadar bahwa kau lupa membawa handuk. Engkau teriak memanggil keponakanmu, "ndok.....ndoookkk.....nndooookkkkkkk". Tak ada suara jawaban. Kau tak mau merepotkan siapapun maka kau memakai rokmu sampe ke dada untuk membalut tubuh sementara.
Kemudian kau keluar sambil berdendang, katamu segar membuatmu bersemangat. Sampai depan kamar dirimu kaget ada seorang pria tiduran memegang hp dan melihatmu dengan ekspresi seperti orang gila. Kau melangkah mundur, pelan sambil bergumam "Ya Allah....siapa itu ya Allah". Pikirmu, mati aku mati...ada seorang pria masuk rumah, di kamar pula. Kau remas erat rok penutup dada untuk melindungi dirimu. Kau takut dengan keadaan seperti ini dia makin ganas terhadapmu.
Kau beranikan diri maju lagi untuk melihatnya. Kamar itu agak gelap karna tirainya ia tutup. Samar tak bisa jelas melihat parasnya karna matamu minus. Waktu kau sampai di pintu kamar lagi untuk memastikan, ia berekspresi mengagetkan lg dengan ekspresi gila seperti tadi (tangan kakinya merentang meski tiduran, matanya melotot, mulutnya mengatakan "Hhhllaaaaa" dengan gaya mulut aneh). Kau pun mundur perlahan dengan gemetar hampir menangis karena takut. Kau berdoa meminta perlindungan Tuhan. Katamu engkau pasrah kali itu, pasti dia akan berbuat jahat padamu. Ngeri karna rumah nampak sepi. Lalu sedikit kau dengar suara seorang sedang masak di dapur. Kau merasa lega berharap itu adalah asisten rumah tangga yang sedang menyiapkan masakan untuk kalian.
Agak ragu dan bergetar kau berkata "mbak Ipah niku sinten mbak Ipah....."
Dia menjawab lirih "ya sapa?"
Kau tanya lagi karna sepertinya ia tak menghiraukan ketakutanmu, mungkin karna kau kebanyakan bercanda "niku loh mbak Ipah, ten kamar tiang jaler"
Tetap menggoreng, ia menjawab "sapa maneh sih, kan niku adekke njenengan"
Penjelasannya tak begitu jelas terdengar karna pikiranmu sudah tak karuan. Kau mencoba tenang karna asisten itu tidak ikut panik. Itu artinya kau perlu berpikir santae sejenak meski keraguan masih selimuti pikiranmu. Lalu Entah energi apa yang mendorongmu untuk maju lagi dan tertawa lalu memukul pria itu. Dia adalah adek yang baru datang dari luar kota. Setelah mendengar suaranya menertawaimu, kau baru yakin benar bahwa itu dirinya.
Akhirnya cerita itu menjadi topik ramae di keluarga. Semua tertawa akan cerita konyol itu. Kau katakan buku satanis mempengaruhi pikiranmu saat itu. Dan lagi penampilan adekmu yang memakai celana pendek dan kaos dengan badannya yang melebar juga perutnya nampak menonjol membuatmu berpikir ada orang gila masuk rumah dan tiduran di kasur.
Kau menggelikan.......
Biarkan kumenyapamu, sedikit kuceritakan tentang pengalamanmu yang hanyut dalam buku satanis. Hari itu kau sedang membaca buku tentang ordo persaudaraan yang konon itu adalah ordo penyembah setan. Katamu mereka melakukan ritual - ritual yang aneh seperti acara pengorbanan.
Lalu kau ceritakan ini sambil tertawa - tawa geli.
Kau hentikan sejenak bacamu karna ingin mandi (terkadang kau lupa mandi kalau sedang menikmati bacaan yang mereka bilang bacaan berat hehehehe).
Di dalam kamar mandi pikiranmu menelusur bacaan itu. Kau coba masuk dalam alur ordo tersebut. Pikiranmu terasa diselimuti kengerian. Bayangan perang (semua perang, PD I, PD II, perang salib, dsb) melewati pikiranmu secara acak. Lalu baru kau sadar bahwa kau lupa membawa handuk. Engkau teriak memanggil keponakanmu, "ndok.....ndoookkk.....nndooookkkkkkk". Tak ada suara jawaban. Kau tak mau merepotkan siapapun maka kau memakai rokmu sampe ke dada untuk membalut tubuh sementara.
Kemudian kau keluar sambil berdendang, katamu segar membuatmu bersemangat. Sampai depan kamar dirimu kaget ada seorang pria tiduran memegang hp dan melihatmu dengan ekspresi seperti orang gila. Kau melangkah mundur, pelan sambil bergumam "Ya Allah....siapa itu ya Allah". Pikirmu, mati aku mati...ada seorang pria masuk rumah, di kamar pula. Kau remas erat rok penutup dada untuk melindungi dirimu. Kau takut dengan keadaan seperti ini dia makin ganas terhadapmu.
Kau beranikan diri maju lagi untuk melihatnya. Kamar itu agak gelap karna tirainya ia tutup. Samar tak bisa jelas melihat parasnya karna matamu minus. Waktu kau sampai di pintu kamar lagi untuk memastikan, ia berekspresi mengagetkan lg dengan ekspresi gila seperti tadi (tangan kakinya merentang meski tiduran, matanya melotot, mulutnya mengatakan "Hhhllaaaaa" dengan gaya mulut aneh). Kau pun mundur perlahan dengan gemetar hampir menangis karena takut. Kau berdoa meminta perlindungan Tuhan. Katamu engkau pasrah kali itu, pasti dia akan berbuat jahat padamu. Ngeri karna rumah nampak sepi. Lalu sedikit kau dengar suara seorang sedang masak di dapur. Kau merasa lega berharap itu adalah asisten rumah tangga yang sedang menyiapkan masakan untuk kalian.
Agak ragu dan bergetar kau berkata "mbak Ipah niku sinten mbak Ipah....."
Dia menjawab lirih "ya sapa?"
Kau tanya lagi karna sepertinya ia tak menghiraukan ketakutanmu, mungkin karna kau kebanyakan bercanda "niku loh mbak Ipah, ten kamar tiang jaler"
Tetap menggoreng, ia menjawab "sapa maneh sih, kan niku adekke njenengan"
Penjelasannya tak begitu jelas terdengar karna pikiranmu sudah tak karuan. Kau mencoba tenang karna asisten itu tidak ikut panik. Itu artinya kau perlu berpikir santae sejenak meski keraguan masih selimuti pikiranmu. Lalu Entah energi apa yang mendorongmu untuk maju lagi dan tertawa lalu memukul pria itu. Dia adalah adek yang baru datang dari luar kota. Setelah mendengar suaranya menertawaimu, kau baru yakin benar bahwa itu dirinya.
Akhirnya cerita itu menjadi topik ramae di keluarga. Semua tertawa akan cerita konyol itu. Kau katakan buku satanis mempengaruhi pikiranmu saat itu. Dan lagi penampilan adekmu yang memakai celana pendek dan kaos dengan badannya yang melebar juga perutnya nampak menonjol membuatmu berpikir ada orang gila masuk rumah dan tiduran di kasur.
Kau menggelikan.......
ADAKU II
Kulihat ceria di matamu dalam kesalmu.
Kala itu kau dan kakakmu berbincang - bincang tentang kehidupan. Saat mulai bosan, kau ingin melanjutkan bacaanmu. Dengan hening kau membenci panggilan kakakmu karna mengganggu konsentrasi bacamu. Namun bagaimanapun juga kau tetap memberi perhatianmu untuk menghormatinya.
Dia bilang "kamu mau ga aku belikan baju ini?", sambil utak atik hp nya.
Dengan gembira kau jawab "Mau mbak mau".
"Sepertinya ini cocok buatmu, pas, bagus untuk kamu. Kalo aku ga bagus sih pake itu" berkata ia tanpa menatapmu.
Kau senang sekali karna pasti dia tau seleramu yang sederhana namun aneh - aneh dikit "iyah mbak, mana mbak coba kulihat".
"Bentar yah aku cariin bentar" "Ini dia nih kayak gini" sambil ia sodorkan layar hp-nya padamu.
Seketika kulihat kau melotot dan memaki - maki ia dengan kata kasar khas dirimu. Belum puas, kau memaki sambil menunjuk mukanya. Saking kesalmu melihat ekspresinya yang hanya duduk dan senyum lebar meringas meringis sambil melihatmu marah - marah, kau mendengus kesal padanya.
Dia tetap tertawa puas melihatmu kesal padanya. Bagaimana tidak kesal, engkau sudah girang saja dengan kebaikannya akan membelikanmu baju. Kau membayangkan betapa bagusnya memakai baju yang sengaja ia pilihkan untukmu (kauyakin sekali dia mengerti betul seleramu). Kau mengumpatnya setelah melihat gambar anak perempuan kecil gendut memakai baju puteri duyung yang sedang bermain di pantai. Fotonya sangat menggelikan sekaligus menjijikan karna terbayang engkau memakainya.
Kau memang kasar, tak peduli pada siapa kau berhadapan. Kalau sudah terganggu kau mudah memaki, meski kuakui kecantikanmu tak hilang dengan kekasaranmu.
Namun entah kenapa sehari setelah itu aku malah tertawa - tertawa sendiri teringat ekspresimu itu. Kau yang terbiasa membodohi orang lain, ternyata kau marah juga saat dikerjain.
Begitulah terkadang sesuatu yang memuakkan bisa menjadi hal menggelikan bagi kita.
Kala itu kau dan kakakmu berbincang - bincang tentang kehidupan. Saat mulai bosan, kau ingin melanjutkan bacaanmu. Dengan hening kau membenci panggilan kakakmu karna mengganggu konsentrasi bacamu. Namun bagaimanapun juga kau tetap memberi perhatianmu untuk menghormatinya.
Dia bilang "kamu mau ga aku belikan baju ini?", sambil utak atik hp nya.
Dengan gembira kau jawab "Mau mbak mau".
"Sepertinya ini cocok buatmu, pas, bagus untuk kamu. Kalo aku ga bagus sih pake itu" berkata ia tanpa menatapmu.
Kau senang sekali karna pasti dia tau seleramu yang sederhana namun aneh - aneh dikit "iyah mbak, mana mbak coba kulihat".
"Bentar yah aku cariin bentar" "Ini dia nih kayak gini" sambil ia sodorkan layar hp-nya padamu.
Seketika kulihat kau melotot dan memaki - maki ia dengan kata kasar khas dirimu. Belum puas, kau memaki sambil menunjuk mukanya. Saking kesalmu melihat ekspresinya yang hanya duduk dan senyum lebar meringas meringis sambil melihatmu marah - marah, kau mendengus kesal padanya.
Dia tetap tertawa puas melihatmu kesal padanya. Bagaimana tidak kesal, engkau sudah girang saja dengan kebaikannya akan membelikanmu baju. Kau membayangkan betapa bagusnya memakai baju yang sengaja ia pilihkan untukmu (kauyakin sekali dia mengerti betul seleramu). Kau mengumpatnya setelah melihat gambar anak perempuan kecil gendut memakai baju puteri duyung yang sedang bermain di pantai. Fotonya sangat menggelikan sekaligus menjijikan karna terbayang engkau memakainya.
Kau memang kasar, tak peduli pada siapa kau berhadapan. Kalau sudah terganggu kau mudah memaki, meski kuakui kecantikanmu tak hilang dengan kekasaranmu.
Namun entah kenapa sehari setelah itu aku malah tertawa - tertawa sendiri teringat ekspresimu itu. Kau yang terbiasa membodohi orang lain, ternyata kau marah juga saat dikerjain.
Begitulah terkadang sesuatu yang memuakkan bisa menjadi hal menggelikan bagi kita.
Sabtu, 11 Maret 2017
ADAKU I
Pagi ini kau bercerita
padaku tentang seseorang yang menghabiskan waktunya untuk menyakitimu. Aku diam
mendengarnya, ada getar sedih yang kutangkap dalam nada suaramu. Jika boleh
kuartikan getar nada itu adalah getar sedih yang penuh keprihatinan. Awalnya aku beramsumsi engkau sedih karna
perlakuan wanita itu kepadamu, namun di akhir kau bercerita kuberkesimpulan
lain. Engkau sedih merasakan betapa kasihan wanita itu yang secara sadar
merusak batinnya sendiri dan menunjukan kegagalan dirinya membentuk pribadi
yang mempesona.
Segala rasa hormatmu yang
tinggi terhadap manusia lain tak kulihat di dirimu terhadapnya. Kudapati
suaramu merasakan malu pada cara wanita itu menyakitimu. Kau kasihan pada
kenorakan yang ada pada pribadi wanita itu.
Aku suka caramu menanggapinya.
Pengabaianmu terhadapnya menunjukan tingkatmu yang berbeda darinya. Aku tau kau
akan menanggapi seseorang yang levelnya lebih darimu, paling tidak sama
denganmu. Aku juga suka padamu yang tidak mudah tertarik pada level wanita itu,
sekuat apa dirinya menarikmu.
Yang
lebih membanggakan adalah kesimpulanmu, bahwa ia tak memiliki atau gagal
memaknai kebahagiaan sejati . Kau bilang, seseorang yang mencari perhatian
musuh dengan menunjuk nunjukan gambar kemesraan adalah kepalsuan. Sebuah
kebodohan nyata bagi seseorang sepertimu. Sebab jika ia memang bahagia, untuk
apa lagi ada keraguan dalam dirinya sehingga menjadi perlu untuk
memperlihatkannya pada orang lain apalagi pada musuhnya. Seperti engkau yang
selalu memiliki hati yang bahagia dan cukup, maka segala yang kau miliki tak
perlu kau tunjuk – tunjukan dengan cara demikian. Kau tak mau apa yang kau
miliki menjadi sarana untuk menyakiti orang lain.
Terima kasih untukmu yang
selalu menginspirasi tentang kesejatian.....Teruslah tersenyum untuk mereka,
bahkan bagi mereka yang selalu menyediakan hati untuk menyakitimu. Biarlah
jiwamu selalu menjadi lentera untuk dunia.....untukku.....
Kamis, 09 Maret 2017
TAK PASTI
“Kau bertindak semaumu
Sesuai suasana hati
Turut atmosfer diri
Berubah setiap saat
Tanpa kendali
Egomu dua pertiga dirimu
Kau membingungkan
Namun menyenangkan
Dua formula menyatu dalam dirimu
Membentuk pribadi menyebalkan
Namun selalu kurindui
Matamu penuh misteri
Tak mudah kuterka maumu
Ada suatu dalam jiwamu
Buatku menginginkanmu
Meski menyulitkanku
Susunanmu sederhana
Namun syarat untaian halus
Penuh kesulitan kumemahamimu
Meski demikian,
Tak surut ku mendambamu
Gelombangmu susah ditangkap
Seringkali kuarahkan pancarmu
Namun kau tak mau turuti gelombangku
Mengesankan
Memutar otak memilikimu
Untung saja kau rupawan
Indah ragamu
Kau boleh berbuat sesukamu
Meski kau tak suka kukatakan itu
Kau lebih suka kubahas keelokan lain
Pola pikir dan kepribadian
Andai kau tak menawan
Bentukmu tak artistik
Semua kenakalanmu tak berlaku untukku
Alam ijinkan sikap tak pastimu”
Langganan:
Postingan (Atom)